Selamat mudik, dan nanti balik, tanpa bawa kerikil

Dulu sebagian anak kecil bawa kerikil supaya dalam perjalanan tidak kebelet pup maupun berak di celana.

▒ Lama baca < 1 menit

Anak kecil mengantongi kerikil agar tidak kebelet pup di jalan

Masa lalu bagi sebagian orang bisa merupakan gabungan hal memalukan sekaligus lucu. Misalnya kerikil dalam perjalanan untuk anak agar rombongan tak direpoti BAB. Itulah sketsa saat kesejahteraan Indonesia masih payah, fasilitas umum belum memadai. Sekarang sudah sejahtera semua, merata? Kita diskusikan setelah Lebaran.

Sejahtera atau tidak, sebetulnya anak kecil gampang ngobrok atau pup di celana. Atau kalaupun tidak bobol di jalan mereka akan rewel saat dorongan kebelet terus mendesak. Kerikil memberi sugesti agar perjalanan aman dan lancar, kadang dengan akibat sampai tujuan si anak sulit BAB.

Selamat mudik dan nanti balik. Hati-hatilah dalam perjalanan. Kendalikanlah emosi saat menjumpai kemacetan, antre, dan kerepotan parkir. Tentu tanpa batu di tangan saat emosi menegang, itu baik adanya.

4 Comments

Zam Sabtu 30 April 2022 ~ 15.04 Reply

ada yang bilang karena batu menekan salah satu syaraf di telapak tangan yang bisa mengontrol perut.. tapi entah..

Pemilik Blog Sabtu 30 April 2022 ~ 15.18 Reply

Oh ya? Kalo liat gambar akupunktur pijat jari, mungkin saja. Tapi ini dikantongi di celana 😇

junianto Sabtu 30 April 2022 ~ 06.09 Reply

Iya, saya ingat soal kerikil ini.😁

Sempat rancu pikiran sih, antara untuk pipis atau BAB, tapi lalu ingat bukan untuk pipis.

Tapi kok bisa, ya, Paman, kerikil kasih sugesti agar perjalanan aman dan lancar tanpa terganggu bocah BAB?

Pemilik Blog Sabtu 30 April 2022 ~ 08.00 Reply

Namanya juga sugesti. Saya mengalami waktu kecil.
Kalau di tempat tujuan gak bisa BABu, itu krn belum homy. Bkn karena kelamaan ngantongi kerikil 😇

Tinggalkan Balasan