Belum-belum ada yang khawatir, pihak antidemokrasi akan memanfaatkan kebebasan untuk kemudian mereka hapus.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Kebebasan macam apa versi Elon Musk

Jeff Becek bersungut-sungut, “Belum tentu Twitter bakalan sip setelah dibeli Elon Musk. Menurut Pak Kam gimana?”

Kamso menggeleng, “Saya ndak tau, jé. Saya cuma heran, lha wong Twitter itu bisa kita download gratis, kok dia beli mahal banget. Tapi namanya orang kaya ya.”

“Halah. Pak Kam suka gitu deh. Ini soal kebebasan berpendapat yang Elon bilang. Macam apa ya yang dia mau? Saya khawatir Twitter bakal jadi wajan panas, Pak!”

“Kok bisa?”

Lantas Jeff pun berceramah. Intinya, dia khawatir Twitter bakal menjadi lapangan kebebasan berpendapat tanpa batas sehingga menampung dan menyiarkan apapun yang bermuatan kebencian dan fitnah, lalu ujung-ujungnya masyarakat terbelah. “Lama lho Pak buat memulihkan,” katanya.

“Kok pesimistis banget sih? Kan ada hukum di setiap negara? Lagian masyarakat sipil bisa mengontrol dengan membuat klarifikasi terhadap hoaks dan sebangsanya.”

“Yang sipil oke, harus, tapi kan nggak gampang. Di sisi lain, kalo pihak yang dirugikan memperkarakan pake hukum, bakal rame isu kriminalisasi ini itu. Tapi kalo dibiarkan, makin kacau.”

“Kok pesimistis banget sih? Sebenarnya apa keberatanmu, Jeff?”

“Saya takut kebebasan akan dimanfaatkan oleh pihak yang anti sama demokrasi dan kebebasan, bahkan bercita-cita menghapus demokrasi, Pak!”

“Oh ya? Masa?”

“Aneh nggak sih kalo ada orang antidemokrasi tapi memanfaatkan demokrasi buat berkuasa? Ingin menghapus kebebasan dengan memanfaatkan kebebasan?”

“Dan terbuktinya setelah mereka menang?”

“Ya jangan kasih kesempatan menang dong, Pak!”

“Nggak demokratis dong. Hahahaha! Eh, mbulet ya…”

¬ Gambar praolah: Bravo.de dari Getty Images

5 thoughts on “Kebebasan macam apa versi Elon Musk

  1. ya, ini semacam pengusaha beli perusahaan media. tentu arahnya akan menyesuaikan keinginannya. kebebasan berpendapat? haha hehe saja..

    sejak dibeli Elon, saya mulai sedikit-sedikit meninggalkan Twitter, paman.. 🤣

  2. Lha wong Twitter itu bisa kita download gratis (dan berkali-kali), kok dia beli mahal banget. 😂

    BTW saya bukan pengguna aktif Twitter, hanya memakainya untuk share konten blog dan IG warung istri saya, jadinya nggak mudheng tentang kebebasan berpendapat yang dibicarakan Jeff Becek (ortunya fan Jeff Beck?) dan Pak Kam di atas itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *