Kemarin senja, saat hujan, empat bunga wijayakusuma itu masih mingkup. Saya membatin, nanti malam pasti mekar. Betul, tadi pagi sudah mekar.
Peristiwa mekar tadi malam tak saya ikuti, masih gerimis pula. Padahal banyak orang menyukai peristiwa itu, karena kelopak bunga bergerak menjauhi cahaya dan menebar wangi (¬ Bibitbunga.com).
Ada sejumlah mitos tentang bunga itu. Misalnya kalau hati si pemilik sedang lapang dan bahagia, wijayakusuma akan lebih mudah mekar. Juga, mereka yang menginginkan anak dan harapan lain dalam perkawinan, akan terpenuhi setelah menyaksikan wijayakusuma mekar malam hari. Dalam novel Crazy Rich Asians (Kevin Kwan), mekar malam wijayakusuma dirayakan dengan perjamuan.
Dalam budaya keraton Jawa, ada pemuliaan mitis — bukan pemuliaan tanaman — terhadap wijayakusuma karena menyangkut legitimasi atas kuasa raja. Namun ternyata, wijayakusuma dari Nusakambangan, Cilacap, yang dibutuhkan keraton berbeda dari wijayakusuma yang kita kenal sekarang (¬ Intisari).
Bunga di Nusakambangan adalah Pisonia grandis, sebangsa bugenvil — untuk melihat situs (tempat) asli, berupa pulau karang (¬ foto ada di Biodiversity Pertamina RU IV) , harus seizin Kemenkumham karena tanaman keramat itu berada di area pulau penjara.
Sedangkan wijayakusuma yang kita kenal sekarang sebagai Queen of the Night atau Sang Ratu Malam adalah Epiphyllum oxypetalum, berasal dari Amerika Tengah (Meksiko dan Karibia), termasuk kaktus tak berduri, dipopulerkan di Hindia Belanda masyarakat Cina.
¬ Foto pulau karang: Pertamina RU IV
2 Comments
Saya malah belum pernah menyaksikan bunga itu mekar malam. Kurang niat 🙏🙊
Tetangga seberang rumah, suami-istri 80-an tahun, mempunyai tanaman bunga ini. Saya sempat melihat bersama sang bapak pemilik saat mekar, pagi sekirar enam bulan lalu. Sang bapak tampak senang.
O ya Bre Redana pernah menulis cerita yang indah tentang bunga itu https://breredana.com/cerita/pangeran-wijayakusuma/