Saya tak paham otomotif, sehingga saya bingung ketika tempo hari ditanya orang berbeda, salah satunya ibu rumah tangga, ihwal mobil dan sepeda motor listrik seperti pada judul. Saya teringat hal itu saat melihat hasil survei koran Kompas.
Landasan mereka bertanya sama: kendaraan listrik adalah barang elektronik. Ketika dipakai bergerak, menanggung beban pula, pasti lekas rusak. Ibu itu malah bilang, “Hape aja umurnya pendek, padahal dipegang terus, nggak nanggung beban, tapi harga jual bekasnya murah. Barang elektronik itu jatuh harga kalo dijual bekas.”
Saya belum pernah menumpang maupun mengendarai mobil dan motor listrik sehingga belum punya impresi. Selama ini hanya menonton reviu kedua jenis kendaraan itu di YouTube.
Jadi selama ini saya hanya berasumsi saja, bahwa mobil listrik dan motor listrik bukan barang elektronik. Listrik cuma menggantikan BBM untuk menggerakkan mesin kendaraan. Pada mobil hibrida Nissan Kicks e-Power, mesin bensin hanya sebagai generator pengecas baterai — menurut simpulan saya. Komponen masinal lain hampir sama dengan kendaraan konvensional. Dalam pemakaian normal untuk Jabodetabek, usia pakai mobil masih bagus untuk lima tahun.
“Situ yakin? Kalo baterai mobil jebol kan mahal?” tanya ibu itu. Saya merenges dari balik masker, tidak bisa menjawab lebih jauh.
4 Comments
yaa, mobil bensin juga harga bekasnya juga anjlok.. 😅 cuma memang tinggal menunggu nanti saja, saat mobil listrik udah umum, harganya juga akan murah.. 😆
Setuju. Jangan jadi early adopter apalagi untuk merek dengan produk jilid satu 😇
Saya, seperti Paman, belum pernah mengendarai maupun menumpang kendaraan listrik itu, orang lain sudah bicara barang bekasnya. 😁
Namanya juga barang baru, teknologi baru, mahal pula, wajar jika orang mikir biaya dan resale value.
Kalo mobil bensin selalu ada tawaran test drive. Mobil listrik? Adanya form minta dihubungi. Lha ndak punya duit ya saya tahu diri 🙈