Jadi, kalau janda harus dapat duda, begitu juga sebaliknya? Yeah, namanya juga pikiran orang, macam-macam.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Bunda kecewa, anak lanang dapat janda beranak satu

Lama tak bertandang, Mbakyu Asih Siwur singgah dengan pembukaan cerita riang, lalu ketika sesenggukan dia bilang kepada Kamsi, “Jeng, Mas Kam juga harus denger.”

Maka Kamso pun bergabung, mendengar cerita ulang, tapi hanya menyimak. Karena akhirnya dimintai pendapat, jawabannya normatif, “Gini Mbakyu, nuwun sèwu, yang penting mereka berdua seneng, membangun keluarga sampai nanti.”

Mereka berdua itu Ngabdul, 30+, dan istrinya, seorang janda beranak satu. Mereka menikah dua bulan lalu. Mbakyu Asih minta maaf tidak berkabar, karena pernikahannya di ujung timur Jawa, “Aku juga malu sama Njenengan berdua.”

Setelah Mbakyu pamit, Kamsi menghela napas, “Mas harus maklum, tiga anak Mbakyu itu lanang semua, masing-masing udah pacaran lama, Mbakyu dan suaminya udah cocok sama calon menantu, tapi si sulung kemudian berjodoh dengan janda yang dia kenal di medsos. Mbakyu kuciwa berat. Juga malu. Tapi Ngabdul kan udah dewasa, dia berhak menentukan pasangan, kan?”

Kamso tersenyum, “Namanya juga jodoh. Emang napa kalo janda? Juga emang napa kalo anak perempuan dapet duda? Kan yang penting beda kelamin?”

Kamsi mencubit suaminya, “Mas Bendot temenmu itu dulu waktu kuliah, sekampus sama aku, dapet ibu kosnya, janda punya anak, tapi akhirnya cerai, lalu nikah lagi sama janda juga. Adik cowok pacarmu itu, siapa itu, waktu masih mahasiswa juga dapat ibu kosnya, janda punya anak. Si Rolex anaknya Bu Toko, kerjaannya nggak jelas, harus ngawinin janda pemilik kios nongkrong. Si Parto dulu juga dapat janda, pemilik warung, bosnya…”

“Terus apa masalahnya? Bung Karno waktu kuliah di Bandung juga menikahi janda yang tiga belas tahun lebih tua…”

Kamsi hanya mecucu lalu njaprut. Tetapi akhirnya dia akhirnya mencubit Kamso.

¬ Gambar praolah: Shutterstock

Perawan Lebih Menawan, Janda Lebih…

6 thoughts on “Anakku dapat janda, piyé iki?

    1. Mungkin juga. Rentang masalah dan cara pandang kan luas.
      Bagi ortu si pemuda lajang, bisa saja mungkin timbul was-was bhw cucu bawaan si janda adalah “cucu tiri” tapi mereka sadar gak mau terjebak ke dalam diskriminasi thd cucu, sehingga lbh baik menolak sejak awal putranya dapat janda beranak.

      Kalo sudah mikir gini kasihan anak-anak dari ortu tunggal yang kemudian ayah atau ibunya menikah lagi. Sejauh saya dengar dari teman-teman sebagai anak yang mengalami , ada cerita bagus dan ada cerita gak bagus yang menganggu pertumbuhan mereka. Juga rumit bagi anak janda yang ibunya dapat duda beranak lalu menjadi keluarga baru.

      Maka kadang ada solusi anak ikut nenek atau bibi 🙏🍎

      1. Saya pernah mengalami. Ibu saya, janda bukan cerai dengan beberapa anak, termasuk saya, menikah dengan duda bukan cerai yang punya beberapa anak.

        Usia beberapa anak bawaan masing-masing sebaya.

        Setelah punya satu anak, mereka bercerai.

        Ibu saya dan ayah tiri saya sudah sedo lama. Adik saya lain ayah itu, perempuan, sekarang sudah punya tiga anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *