Kursi plastik inventaris RT dalam gotong royong

Apakah di lingkungan Anda ada kursi milik RT? Kalau piring dan lainnya milik RT ada nggak?

▒ Lama baca < 1 menit

Kursi plastik merah inventaris sebuah RT di Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi

Jamak di banyak kampung dan kompleks biasa: RT punya inventaris kursi. Kompleks biasa itu ya kompleks menengah ke bawah yang kehadiran RT-nya, lembaga warisan Jepang, masih dibutuhkan. Sehingga ketika seorang warga meninggal, padahal jenazah dan keluarganya masih di rumah sakit, para tetangga langsung bergerak menyiapkan rumah duka, termasuk kursi milik RT yang dibeli dari iuran. Tetangga depan, kiri, dan tengah, menyediakan tempat untuk tenda.

Kursi plastik merah inventaris sebuah RT di Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi

Saya tak tahu apakah di Malaysia dan Filipina, juga Thailand, juga ada kursi inventaris lingkungan pertetanggaan. Terutama di lingkungan biasa seperti saya sebut tadi.

Orang sinis bilang, kegotongroyongan lebih dibutuhkan dalam kemiskinan. Lalu ketika kesejahteraan masyarakat meningkat, nilai-nilai itu dirawat. Mungkin ya mungkin pula tidak.

Kursi plastik merah inventaris sebuah RT di Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi

Tetapi sebagai nilai-nilai, di kalangan makmur pun masih ada gotong royong. Bentuknya bisa melebar keluar, termasuk berdonasi untuk korban bencana alam dan pandemi seusai kemampuan mereka.

Jika nilai-nilai itu terawat sebagai warisan, pihak yang mengalami miskin, atau pas-pasan, mungkin adalah generasi kakek dan nenek mereka dan yang lebih atas.

Kursi plastik merah inventaris sebuah RT di Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi

Kembali ke soal kursi RT. Sebenarnya kegotongroyongan tak harus berupa pemilikan benda secara kolektif. Penyimpanan dan perawatan menjadi alasan. Bentuk bantuan bisa berupa tindakan langsung menyewakan kursi dan tenda bagi keluarga duka, bahkan pada tengah malam — urusan bayar itu entar.

Kursi plastik merah inventaris sebuah RT di Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi

Adapun untuk acara terencana, misalnya halalbilhalal, uang kas panitia sudah dibujet untuk sewa tenda dan kursi selain katering. Ini pun gotong royong, termasuk urunan lebih besar dari yang mampu.

Oh, katering? Ini soal masak memasak. Saya pernah mendengar, dulu banyak RT punya gelas dan piring, plus sendok garpu, secara kolektif. Pantat piring dan gelas, bahkan gagang sendok garpu, ditandai dengan coretan cat.

Piring Bu Musinah dan Cat Kuku Revlon

5 Comments

Zam Minggu 10 April 2022 ~ 22.40 Reply

biasanya yang punya beginian selain RT juga masjid atau mushola..

junianto Minggu 10 April 2022 ~ 12.18 Reply

RT di kampung saya yang sekarang tidak punya inventaris apapun. Tentang RT yang memiliki inventaris gelas, piring, sendok, garpu, seingat saya itu termasuk RT di kampung yang lama, saat saya masih bocah.

BTW kemarin ada layatan di lingkungan Paman?

Pemilik Blog Minggu 10 April 2022 ~ 12.41 Reply

Zaman dulu sebelum ada Kedaung Grup milik Probo, St. James, Hankook dsb, alat makan beling dan porselen itu mahal untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi wajar kalau ada alat makan milik RT.

Pemilik Blog Minggu 10 April 2022 ~ 12.43 Reply

Iya ada tetangga depan, yang èncèng-èncèngan, kesripahan

Tinggalkan Balasan