Jamak di banyak kampung dan kompleks biasa: RT punya inventaris kursi. Kompleks biasa itu ya kompleks menengah ke bawah yang kehadiran RT-nya, lembaga warisan Jepang, masih dibutuhkan. Sehingga ketika seorang warga meninggal, padahal jenazah dan keluarganya masih di rumah sakit, para tetangga langsung bergerak menyiapkan rumah duka, termasuk kursi milik RT yang dibeli dari iuran. Tetangga depan, kiri, dan tengah, menyediakan tempat untuk tenda.
Saya tak tahu apakah di Malaysia dan Filipina, juga Thailand, juga ada kursi inventaris lingkungan pertetanggaan. Terutama di lingkungan biasa seperti saya sebut tadi.
Orang sinis bilang, kegotongroyongan lebih dibutuhkan dalam kemiskinan. Lalu ketika kesejahteraan masyarakat meningkat, nilai-nilai itu dirawat. Mungkin ya mungkin pula tidak.
Tetapi sebagai nilai-nilai, di kalangan makmur pun masih ada gotong royong. Bentuknya bisa melebar keluar, termasuk berdonasi untuk korban bencana alam dan pandemi seusai kemampuan mereka.
Jika nilai-nilai itu terawat sebagai warisan, pihak yang mengalami miskin, atau pas-pasan, mungkin adalah generasi kakek dan nenek mereka dan yang lebih atas.
Kembali ke soal kursi RT. Sebenarnya kegotongroyongan tak harus berupa pemilikan benda secara kolektif. Penyimpanan dan perawatan menjadi alasan. Bentuk bantuan bisa berupa tindakan langsung menyewakan kursi dan tenda bagi keluarga duka, bahkan pada tengah malam — urusan bayar itu entar.
Adapun untuk acara terencana, misalnya halalbilhalal, uang kas panitia sudah dibujet untuk sewa tenda dan kursi selain katering. Ini pun gotong royong, termasuk urunan lebih besar dari yang mampu.
Oh, katering? Ini soal masak memasak. Saya pernah mendengar, dulu banyak RT punya gelas dan piring, plus sendok garpu, secara kolektif. Pantat piring dan gelas, bahkan gagang sendok garpu, ditandai dengan coretan cat.
5 Comments
biasanya yang punya beginian selain RT juga masjid atau mushola..
Oh iya ya 👍
RT di kampung saya yang sekarang tidak punya inventaris apapun. Tentang RT yang memiliki inventaris gelas, piring, sendok, garpu, seingat saya itu termasuk RT di kampung yang lama, saat saya masih bocah.
BTW kemarin ada layatan di lingkungan Paman?
Zaman dulu sebelum ada Kedaung Grup milik Probo, St. James, Hankook dsb, alat makan beling dan porselen itu mahal untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi wajar kalau ada alat makan milik RT.
Iya ada tetangga depan, yang èncèng-èncèngan, kesripahan