Antara ingin, perlu, dan butuh

Meskipun tak membutuhkan, bahkan sekadar tertarik pun tidak, umumnya orang senang barang gratis. Anda juga?

▒ Lama baca < 1 menit

Tatakan panas dari bambu pres untuk meja makan

Harganya Rp20.000. Saya belum tertarik, dan tentu belum ingin memiliki, sehingga tidak membeli tatakan bambu pres untuk panci dan mangkuk panas ini. Saya juga tak mencari tahu berapa harganya di lapak daring. Bukan sayang uang tetapi memang tak ada uang.

Sebetulnya seberapa sering Anda berbelanja karena impuls, karena dorongan sesaat, lalu dengan segera otak sudah menyediakan stok pembenar — tepatnya pemaafan terhadap diri sendiri?

Setiap orang punya jawaban. Tetapi ada baiknya menguji ketamakan diri. Misalnya Anda ditawari gratis* alat murmer macam ini, padahal di rumah sudah punya yang sejenis tetapi beda bahan dan desain, singkat kata tidak butuh, apakah juga akan Anda sambut dengan sukacita?

*) Catatan: dalih “lumayan, bisa dikasihkan orang” tidak berlaku

8 Comments

Zam Minggu 10 April 2022 ~ 23.28 Reply

kalo gratis, liat-liat.. sering liat beberapa barang menarik gratisan di jalan (zu verschenken) tapi akhirnya gak diambil.. mau buat apa dan mau ditaruh di mana?

Pemilik Blog Minggu 10 April 2022 ~ 23.30 Reply

Ketamakan bisa mengalahkan akal sehat 😅

junianto Selasa 5 April 2022 ~ 11.37 Reply

Ditawari gratis? Saya ambil. Bisa untuk serep jika barang sejenis, yang sudah ada, rusak.

Pemilik Blog Selasa 5 April 2022 ~ 15.35 Reply

Lhaaaaa 🙊🙈

Pemilik Blog Selasa 5 April 2022 ~ 15.36 Reply

Daripada merusak silaturahmi, dianggap sombong 🙈

junianto Selasa 5 April 2022 ~ 18.06 Reply

Tur yo gratis, je.

Opo meneh yen barang yang ditawarkan itu Levi’s.😬

Pemilik Blog Selasa 5 April 2022 ~ 19.49

Apalagi trail

Tinggalkan Balasan