Harganya Rp20.000. Saya belum tertarik, dan tentu belum ingin memiliki, sehingga tidak membeli tatakan bambu pres untuk panci dan mangkuk panas ini. Saya juga tak mencari tahu berapa harganya di lapak daring. Bukan sayang uang tetapi memang tak ada uang.
Sebetulnya seberapa sering Anda berbelanja karena impuls, karena dorongan sesaat, lalu dengan segera otak sudah menyediakan stok pembenar — tepatnya pemaafan terhadap diri sendiri?
Setiap orang punya jawaban. Tetapi ada baiknya menguji ketamakan diri. Misalnya Anda ditawari gratis* alat murmer macam ini, padahal di rumah sudah punya yang sejenis tetapi beda bahan dan desain, singkat kata tidak butuh, apakah juga akan Anda sambut dengan sukacita?
*) Catatan: dalih “lumayan, bisa dikasihkan orang” tidak berlaku
8 Comments
kalo gratis, liat-liat.. sering liat beberapa barang menarik gratisan di jalan (zu verschenken) tapi akhirnya gak diambil.. mau buat apa dan mau ditaruh di mana?
Ketamakan bisa mengalahkan akal sehat 😅
Ditawari gratis? Saya ambil. Bisa untuk serep jika barang sejenis, yang sudah ada, rusak.
Lhaaaaa 🙊🙈
Daripada merusak silaturahmi, dianggap sombong 🙈
Tur yo gratis, je.
Opo meneh yen barang yang ditawarkan itu Levi’s.😬
Apalagi trail
Nah!