Saya memperkirakan, macam barang dagangan dalam gerobak kayuh beroda tiga ini tiga ratus lebih. Sayang si penjual tak punya data inventori dengan SKU.
Yang pasti si penjual ingat harga dagangannya yang sebagian besar berupa aksesoris cewek terutama anak-anak. Tadi tetangga saya membeli bando untuk cucunya, bayi belum setahun, seharga Rp3.000.
Karena saya sedang tidak punya uang, saya ingin membeli uang mainan β bukan uang palsu, ada tulisan besar “uang mainan” β seharga Rp1.000 segepok isi sepuluh lembar.
Lho, tiada uang mau beli pakai apa? Kemarin saya mendengarkan Radio Swara Koncotani, Godean, Jogja, ada dagelan Jawa Timuran: “Gak onok dhuwit, tah? Tuku!”
Biasanya penjual mainan dan aksesori murah itu, termasuk lapak daring di lokapasar, berkulakan di Asemka, Jakarta Kota. Tetapi saya tak menanya dia beli di mana.
5 Comments
menarik ada kata “saja” setelah “rupiah”
π€£π€£π€£
Kalau dahulu adanya “uang monopoli”.π
Sampai sekarang saya gak bisa main monopoli. Gak bakat bisnis. π
Banyak karena lahan sempit