↻ Lama baca < 1 menit ↬

Saya masih punya kopi bubuk gilingan kasar, tinggal sedikit, oleh-oleh dari kawan sepulang dari menengok anaknya di Bengkulu. “Embuh kopi apa, dikasih lurahnya,” kata Bung Karno, kawan saya kuliah.

Gilingan ini belum sekasar kopi untuk french press, yang coarse atau medium coarse, tapi lebih dekat ke medium fine, kalau dibuat kopi tubruk kurang halus. Maka saya memperlakukan kopi hadiah ini sebagai kopi tetes. Rasanya enak, tidak pahit, tidak asam, padahal robusta agak gosong kayaknya.