Katro Manggilingan penulis yang bagus. Punya gaya khas. Pilihan kata dan penataan alur tuturannya memikat. Dua tahun lalu dia di-PHK, media tempatnya bekerja bangkrut. Bulan lalu dia menanya Kamso, bagaimana cara menjelaskan masalah kesulitan nafkah kepadamu istrinya.
“Lha kamu kan pinter nulis apa aja, dari sport sampai ekbis? Masa nggak bisa jelasin?” Kamso balik bertanya.
“Kepada pembaca aku bisa jelasin hal rumit, misalnya kesehatan dan iptek, dengan enak. Tapi nggak kalo buat bojoku, Mas.”
Istri Katro terus mendesak suami rajin menulis apapun untuk media dan agensi apapun tanpa mau tahu bahwa tulisan hanya dibayar kalau terpakai, padahal pandemi melesukan beberapa sektor, termasuk sebagian bidang industri kreatif.
“Bojoku malah minta aku jadi kreator konten YouTube biar ada duit masuk,” katanya.
Lantas Kamso menyarankan, bilang saja kepada istri, menulis itu seperti memasak dan memberi les matematika. Bisa dilakukan terus. Tapi belum tentu ada yang mau bayar. Begitu juga bikin panduan dandan di medsos pakai video.
Hari ini Katro datang dan melapor. Istrinya makin doyan nonton video masak dan makeup buat hijaber. Juga, si istri makin rewel soal keuangan.
“Piyé, Mas?”
“Coba dorong istrimu menonton panduan matematika di YouTube. Siapa tau bisa jadi guru les privat.”
“Di SD sampe SMA matematika dia jelek. Waktu kuliah, statistik dia jeblok. Tapi kalo ngitung duit, belanja, dan cicilan pinter, Mas.”
2 Comments
Kasihan Mas Katro Manggilingan.
Semoga segera dapat solusi yang cespleng untuk nyari duit.
Ketika pasangan sedang tidak baik keseimbangan emosinya, apalagi karena masalah keuangan, kadang bisa aneh tuntutannya. Bukan karena tak tahu kesulitan setiap opsi, tapi yang lebih penting adalah menyatakan kekesalan. 🙏🍓