Gambar: Riuh soal MS Glow

Kalau MS Glow bayar pajak, produknya lolos BPOM, halal pula, apalagi juragannya rajin beramal, mestinya bukan masalah, kan?

▒ Lama baca < 1 menit

Bisnis skin care kalo mujur memang bisa glowing

GLOWING | Ramai orang membahas jenama MS Glow, disertai memes. Gilang Widya Pramana Juragan 99 bilang, nilai penjualan produknya mencapai Rp600 miliar per bulanTempo.co).

Lalu Yustinus Prastowo, staf khusus menteri keuangan bidang komunikasi strategis, mencuit bahwa dari omset setahun Rp7,2 triliun kalau dikenai PPN 10 persen negara bisa dapat Rp720 miliar.

Kenapa MS Glow diperbincangkan? Karena sang juragan suka pamer, tampil glamor. Maka dia jadi sorotan. Apalagi khalayak sedang suka dan tak suka crazy rich. Padahal kalau dia bayar pajak, produknya lolos BPOM, halal pula, apalagi rajin beramal, mestinya bukan masalah.

Bersyukurlah pengusaha yang anteng bahkan kurang dikenal padahal bisnisnya berhasil.

¬ Gambar praolah: Shutterstock

Tentang crazy rich alias tajir gokil

Punya semuanya kok nggak pamer sih?

Pamer karya, pamer kaya, di medsos

12 Comments

Zam Senin 11 April 2022 ~ 01.30 Reply

OKB ini perlu belajar dari orang kaya lama yang bisnisnya merusak masyarakat, lingkungan, dan kadang ada darahnya.. 👀

junianto Jumat 25 Maret 2022 ~ 09.16 Reply

Istri saya termasuk pengusaha (gurem)😁 yang anteng, tidak suka pamer. Suaminya? Oh, seneng pamer di IG dan, kadang-kadang, FB lalu belakangan blog.😬

Pemilik Blog Jumat 25 Maret 2022 ~ 10.32 Reply

Ehm 🙈🙊
Lha antara lain kan karena ditugasi Bu Bos 🙏

junianto Jumat 25 Maret 2022 ~ 11.45 Reply

Karena tugas, trus sisan pamer bongso trail.

Mumpung paket datanya dibelikan.😁

Jagawana Kimi Jumat 25 Maret 2022 ~ 08.07 Reply

Para crazy rich baru yang demen flexing ini apa tidak belajar dari para orang-orang yang crazy rich sejak lama ya? Sepengetahuanku, kayaknya hampir gak ada orang kaya lama yang demen pamer harta.

Pemilik Blog Jumat 25 Maret 2022 ~ 10.43 Reply

Sebagian orang kaya lama tidak pamer pol-polan krn antarpesaing bisa menaksir harta masing-masing. Generasi pertama yang mengalami miskin biasanya gak suka pamer berlebihan. Seorang konglomerat dulu ada yang kaus kakinya dikareti. Gak hanya generasi pertama kadang. Anak juga ada yang gitu. Tergantung orang juga sih. Kalo sebagian OKB itu masalahnya butuh pengakuan yang lbh luas, jauh melebihi circle mereka, dibantu oleh media sosial. Publik juga suka karena karena kisah raja, ratu, pangeran, dan putri adalah hiburan — apalagi kalau diyakini bukan fiksi.

junianto Jumat 25 Maret 2022 ~ 11.43 Reply

Ada faktor sosmed itu juga, ya. Paman.

Pemilik Blog Jumat 25 Maret 2022 ~ 12.49

Justru karena medsos. Mestinya bisa jadi posting khusus ini. Panjang jawaban saya. 😁

junianto Jumat 25 Maret 2022 ~ 15.25

Lha monggo dijadikan konten.😁

Pemilik Blog Jumat 25 Maret 2022 ~ 22.06

Entar kalo ingat dan sempat dan niat 🙈

Tinggalkan Balasan