Mungkin pamer bakwan jagung dan cabai bisa disebut ethically wrong. Tergantung sikon sih.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Bakwan jagung bukan rebus, tak sesuai saran Bu Mega

Bakwan jagung dengan cabai rawit. Apa istimewanya? Nggak ada. Banyak keluarga bisa bikin dalam keadaan normal. Eh, normal?

Saat minyak goreng mahal dan langka, camilan yang digoreng adalah makanan mewah. Memang kemarin rak toko sudah diisi migor sawit lagi tapi tanpa HET.

Selain gorengan adalah cabai. Ada kalanya harga cabai melejit. Maklumlah cabai termasuk komoditas pertanian yang rawan gangguan. Tidak awet, bisa di serangan hama, dan panen terganggu karena cuaca apalagi jika banjir.

Baiklah, gorengan tanpa batas memang tidak sehat. Maka ada baiknya nengok saran Bu Mega. Rebus, kukus, bakar… Misalnya singkong.

Singkong rebus Bu Mega

Gambar: Mega emoh antre migor, anjurkan rebus

Ganjal pagi

Buruk rupa nikmat rasa

8 thoughts on “Camilan biasa yang bisa mewah

    1. BTW tadi sebelum pukul dua belas saya ke tukang servis sepeda dekat rumah, ngencengkan rante tril hitam dan nambah angin ban. Mampir ke wedangan dekat bengkel itu beli tahu-tempe goreng Rp 5.000 dpt 10 buah tapi tempenya bukan yg garit.

      Pulang, pas penjual kerupuk asal Sragen — yang akan mengasihkan kerupuk ke warung makan sebelah rmh saya — memarkir motornya di depan rmh sy. Langsung saya beli Rp 6.000, dapat sak umbruk, entah berapa jumlahnya tadi, dan saya simpan dlm kulkas.

      Stok tahu-tempe goreng aman sehari, stok kerupuk bakal untuk berhari2.😁

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *