Gaji sebulan Rp1,5 juta, untuk biaya transpor naik motor Rp800.000. Kisah seorang pekerja di Semarang, Jateng, ini adalah cerminan absurditas ekonomi rakyat. Kalau seorang afiliator, alias duta promo perjudian atas nama investasi, masih belia punya rekening Rp800 miliar plus mobil dan motor sport, serta rumah mahal, itu tidak absurd.
Laporan khusus Kompas hari ini (17/3/2022), tentang biaya transpor kota memang menarik. Sebagai isu tidak baru, namun dengan dukungan data maka paparan masalah lebih jelas. Ada pula video ihwal itu.
Saya bukan buzzer-nya Kompas, tapi karena koran yang saya langganani secara berbayar tinggal ini maka isinya sering saya kutip dalam posting.
Transportasi publik memang rumit untuk kota yang kadung berlari tumbuh secara organik. Transportasi berkelindan dengan desain kota dan tata ruang, di dalamnya menyangkut jaringan jalan dan kawasan peruntukan berdasarkan fungsi. Tolong Anda koreksi apabila pendapat saya salah. Maklumlah saya belum pernah belajar urban planning.
Maka setiap kali ada pilkada di wilayah Anda, amatilah janji kampanye setiap kandidat. Adakah yang membahas transportasi publik?
3 Comments
Kasihan Ilham dan kaumnya. Kalaupun harapannya, agar ada moda transport dari kawasan rumahnya
dgn jaringan utama Trans Semarang, terwujud mungkin akan muncul masalah baru spt dlm video itu : soal waktu tempuh yang lama (krn jalanan macet dll.)
Masalahnya kompleks. Bagusnya, bbrp pemda mulai memikirkan solusi. Itulah gunanya pilkada.