↻ Lama baca < 1 menit ↬

Gaya pawon: Tempe tergantung di pintu

Pawon. Itulah kesan saya saat mendapati tempe dalam tas keresek tergantung pada pintu dapur sebuah rumah. Saya teringat dapur lama rumah dulu: tanpa bak cuci piring, tanpa kompor gas, tanpa kitchen set, tanpa kulkas, tanpa microwave oven, lalu tungku kayu, kompor minyak, dan anglo memaksa orang untuk jongkok. Mengiris labu siam dan mengulek sambal pun berjongkok.

Gaya pawon: Tempe tergantung di pintu

Dalam dapur lawasan macam itu, dinding kayu dan tiang, juga para-para (Jawa: paga), serta pintu, adalah storage, tempat barang. Menggantungkan tempe dan petai di tempat yang mudah dijangkau adalah kelaziman. Maka tafsir terhadap teori estetika pun bisa berbeda.

Dalam kasus tempe di pintu ini, penyebabnya dua. Pertama: sang ibu rumah harus segera pergi karena ada urusan. Kedua: semut kecil merah yang gatal sedang menyerbu dapur, tapi pintu belum mereka jangkau.

Gaya pawon: Tempe tergantung di pintu