Sejak kapan kita bisa ngopi di minimarket? Saya mencoba mengingat, mungkin Circle K tahun 1980-an, di Jakarta. Saya bilang mungkin karena ketika masuk Ibu Kota 1990 kejayaan Circle K sudah memudar. Ketika saya pindah ke Pondokgede, 1993, masih ada Circle K di Jalan Raya Hankam, tapi sepi dan toko kurang terang. Yang pasti ketika dulu ada Circle K saya tak pernah memesan kopi.
Minimarket sebagai penyedia jajanan dan kopi tampak kentara setelah 7 Eleven (Sevel) masuk lagi tahun 2000-an. Di DKI, Modern Group, pemegang merek Fuji Film di Indonesia, menggunakan izin restoran, bukan minimarket, untuk mengubah Fuji Image Plaza menjadi toko makanan dan minuman, menyediakan meja dan kursi. Sevel sempat laku lalu sepi dan tutup.
Kibaran Sevel itulah, yang seingat saya, mendorong Alfamart dan Indomaret menyediakan meja dan kursi. Kalau Circle K, misalnya di Jalan Ahmad Dahlan, Jaksel, sudah lama (dulu) menyediakan meja kursi dan wi-fi, apalagi ketika minimarket masih boleh menjual bir. Di Circle K yang itu, tiang teras malah ditempeli pembuka botol bir.
Kini ngopi, seadanya, di minimarket adalah hal biasa. Bisa diminum di tempat maupun baper. Soal penilaian terhadap rasa, tergantung selera pembeli. Tapi menjual kopi siap seduh dalam cangkir kertas tampak lebih menjanjikan rasa ketimbang hanya jual saset dan menyediakan air panas.
Apakah harga Rp10.000 per cangkir tidak ketinggian? Lah, di minimarket, barang apa saja sih yang di bawah Rp10.000?
2 Comments
Dekat rmh sy, di pinggir jalan raya, ada Indomaret yang menyediakan meja dan kursi, dan selalu ada anak muda2 nongkrong. Saya nggak pernah nggagas yg mrk minum tapi berarti ya kopi spt ditulis Paman di atas.
Sy jg tidak pernah nggagas Indomaret dan Alfamart ternyata jual kopi beginian. Karena sy benar2 bukan peminum kopi.
BTW slaha-ketiknya di alinea satu termasuk banyak, Paman.
Minum kopi aman kok.
Maaf soal typo, tangan masih terus belajar 🙏🍎