Sebelum memotret kaleng kerupuk ini saya pernah ditanya orang, kenapa produsen tempe disebut pengrajin tempe. Saya akan menjawab, tanya saja orang pemda, kok nggak enak. Akhirnya saya jawab, itu untuk mempermudah klasifikasi pekerjaan membuat barang. Untunglah penanya tak mengejar sampai jauh. Misalnya ya, akan saya anjurkan menanya BPS.
Itu baru satu soal. Ada orang yang menanya hal lain, kenapa akhirnya KBBI hanya mengaku perajin, bukan pengrajin.
Saya bilang, kata dasarnya adalah rajin. Jadi, perajin adalah orang yang rajin, lawan kata dari pemalas. Orang yang rajin juga ada yang membuat barang-barang kerajinan, dari suvenir sampai kerupuk. Itu pekerjaan seni, maka layak di disebut artisan seperti halnya roaster kopi.
Nah, pemalas, karena malas, tidak menghasilkan barang-barang kemalasan. Mereka hanya bisa menikmati produk kerajinan yang bikin nyaman orang malas, misalnya kursi malas dari bambu.
Si penanya tak puas, malah menanya soal berikutnya, “Situ belajar dari Srimulat atau Cak Lontong sih? Kok suka mbulet?”
5 Comments
Paman = perajin konten blog.😎
#Skoy, to?
Nggak ada yang lebih burook dari itu ya?
😂🙏
Kata Paman di atas kan perajin = orang yang rajin.
Jadi, perajin konten blog = orang yang rajin bikin konten blog.
Lha lak leres, to?
Baiklah.
Kalo yang malas ya pemalas blog.
🙈