Hujan tak deras sejak pagi, udara gerah sekali, tak soal bagi lelaki.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Sandwich ala Pondokmelati di Bekasi

Selesai sudah menyapu dan mengepel dua lantai, tapi hujan tak juga usai. Bukan hujan deras, sehingga garis-garis air jatuh dan titik-titiknya tak menjadi pedut. Dalam foto, garis hujan kurang kentara.

Jika hujan deras, dalam waktu sampai empat lima jam, kawasan saya akan tergenang, jalan depan rumah menjadi kali setulang kering yang menghanyutkan sandal jepit tanpa pasangan dan cuilan gabus Styrofoam. Di sebagian kawasan lain di Bekasi, hujan deras berlama-lama berarti banjir, air masuk ke rumah-rumah.

Hujan tak deras belum usai, tapi udara gerah masih menggenang, maka menjadi satu-satunya lelaki di rumah itu enak, bisa terus bertelanjang dada padahal pekerjaan sudah selesai.

Hujan akhirnya mereda, perut tarasa lapar karena sejak pagi hanya terisi biskuit abon dan kapucino. Maka kiat makan hemat adalah menjadikan roti tawar yang dibeli kemarin sebagai roti bakar dengan isi telur dan daging asap. Tak perlu memesan makanan.

Sandwich ala Pondokmelati di Bekasi

7 thoughts on “Hujan Februari sejak pagi di Bekasi dan setangkup roti isi

  1. BTW Paman skoy, bisa bikin roti bakar kayak gitu.

    Kalau saya biasanya cuma roti tawar dikasih mentega dan meses, atau salah satunya saja, langsung dimaem, tanpa dibakar (krn gak punya latanya). Atau malah cuma roti tawar langsung lhep.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *