↻ Lama baca < 1 menit ↬

Akhirnya teko beling kembali bening

Teko teh ini tidak kami pakai saban hari, hanya kadang kala ketika ingin menikmati teh hitam melati Jawa yang kadang ada tangkainya itu — yang oplosan ala Sala lebih sip. Berbahan gelas, bagian dalam teko tak mudah dibersihkan dari jejak warna teh.

Akhirnya saya bersihkan. Paling sulit adalah bagian leher teko. Sebetulnya tak sulit. Tinggal memanfaatkan Cif dan sikat korokan untung sedotan logam minuman. Tangkai kawatnya fleksibel, bisa dibengkak-bengkokkan.

Akhirnya teko beling kembali bening

Lalu apa masalahnya? Pertama: kemalasan dua pihak. Pihak satu adalah ART, dulu ketika dia tidak bisa membersihkan ya cuma kami maklumi, namanya juga teh pasti meninggalkan jejak. Adapun pihak dua adalah saya, tak memberi contoh karena saya jarang di rumah. Apalagi saat istri saya masih bekerja.

Kedua: masih bertaut dengan yang pertama, saya baru tahu sekian kerepotan domestik setelah di rumah terus dan tak ada ART. Saya boleh mendaku mencuci piring dan gelas lebih baik daripada ART, demikian pula mengepel, tapi tanpa bukti dan demo sama saja dengan Profesor Jarkoni.

Akhirnya teko beling kembali bening

Soal mendaku itu jelas subjektif, sepihak. Faktanya bisa tidak. Lalu apakah leher teko kembali bersih total? Tidak kalau mau seratus persen. Pada pucuk leher masih ada endapan lekat. Tapi saya biarkan. Saya yakin dalam pencucian berikutnya akan bersih. Tak semua pekerjaan harus tuntas tas tas tas karena ini bukan order jasa berbayar.