Akhirnya teko beling kembali bening

Selain soal kemalasan berbuat atas nama kesibukan, soal lain saat menuntut orang bekerja adalah mencontohkan.

▒ Lama baca < 1 menit

Akhirnya teko beling kembali bening

Teko teh ini tidak kami pakai saban hari, hanya kadang kala ketika ingin menikmati teh hitam melati Jawa yang kadang ada tangkainya itu — yang oplosan ala Sala lebih sip. Berbahan gelas, bagian dalam teko tak mudah dibersihkan dari jejak warna teh.

Akhirnya saya bersihkan. Paling sulit adalah bagian leher teko. Sebetulnya tak sulit. Tinggal memanfaatkan Cif dan sikat korokan untung sedotan logam minuman. Tangkai kawatnya fleksibel, bisa dibengkak-bengkokkan.

Akhirnya teko beling kembali bening

Lalu apa masalahnya? Pertama: kemalasan dua pihak. Pihak satu adalah ART, dulu ketika dia tidak bisa membersihkan ya cuma kami maklumi, namanya juga teh pasti meninggalkan jejak. Adapun pihak dua adalah saya, tak memberi contoh karena saya jarang di rumah. Apalagi saat istri saya masih bekerja.

Kedua: masih bertaut dengan yang pertama, saya baru tahu sekian kerepotan domestik setelah di rumah terus dan tak ada ART. Saya boleh mendaku mencuci piring dan gelas lebih baik daripada ART, demikian pula mengepel, tapi tanpa bukti dan demo sama saja dengan Profesor Jarkoni.

Akhirnya teko beling kembali bening

Soal mendaku itu jelas subjektif, sepihak. Faktanya bisa tidak. Lalu apakah leher teko kembali bersih total? Tidak kalau mau seratus persen. Pada pucuk leher masih ada endapan lekat. Tapi saya biarkan. Saya yakin dalam pencucian berikutnya akan bersih. Tak semua pekerjaan harus tuntas tas tas tas karena ini bukan order jasa berbayar.

13 Comments

Zam Kamis 17 Februari 2022 ~ 14.05 Reply

(((jarkoni))) 🤣

dah lama ga denger kata ini

Pemilik Blog Kamis 17 Februari 2022 ~ 15.31 Reply

Maka perkenalkanlah di Jerman

Yeni Setiawan Kamis 17 Februari 2022 ~ 11.42 Reply

Belakangan saya baru tahu bahwa abu gosok bisa digunakan untuk membersihkan noda teh dengan mudah.

Pemilik Blog Kamis 17 Februari 2022 ~ 11.47 Reply

Sangat betul. Zaman dulu pakai itu. Tapi di kota susah nyarinya. Bahkan dulu, zaman pahit, di desa orang gosok gigi pakai abu. Bersih tapi email rusak.

junianto Rabu 16 Februari 2022 ~ 08.06 Reply

BTW pekerjaan domestik memang mengasyikkan, dan melelahkan. Begitu mulai lelah, saya berhenti, lalu pegang ponsel, atau lihat film di televisi, karena ini bukan order jasa berbayar.😬

Pemilik Blog Rabu 16 Februari 2022 ~ 09.11 Reply

Maka pahamilah kerepotan ibu yang bekerja mencari nafkah dan sekalian bertanggung jawab atas urusan domestik 🙏

Tapi kadang ada kalimat, “… cuma ibu rumah tangga.” Kok cuma? Emang enteng?

junianto Rabu 16 Februari 2022 ~ 09.48 Reply

Betul, Paman, betul. Tidak ada cuma, malah luar biasa.

junianto Rabu 16 Februari 2022 ~ 06.59 Reply

Sip, skoy, kinclong, kayak barang baru.👍

Antyo® Rabu 16 Februari 2022 ~ 07.57 Reply

Semua orang bisa melakukan kok, Lik Jun. 🙏
Jadi ini ndak istimewa. 😇

junianto Rabu 16 Februari 2022 ~ 08.04 Reply

Betul. Yg istimewa itu martabak, Paman. 😁

Pemilik Blog Rabu 16 Februari 2022 ~ 09.12

Jogja juga istimewa

Tinggalkan Balasan