Klip kantong makanan berikut sendok

Bonus majalah ini simpel, murah, fungsional, sudah berusia 15 tahun lebih.

β–’ Lama baca < 1 menit

Penjepit kantong makanan ini sudah berusia lebih dari lima belas tahun. Apa kelebihannya? Ada sendoknya. Bisa untuk menyendok isi yang kering, misalnya kopi. Umumnya kepala klip terbatas fungsinya, misalnya berbentuk bunga tulip, hanya untuk pegangan bagi jari.

Saya memperoleh klip ini gratis dari majalah masakan Sedap. Majalahnya, dulu, saya dapatkan gratis, bersama aneka majalah — dari majalah anak-anak, tabloid dan majalah otomotif, majalah agrobisnis, majalah khusus remaja cowok maupun cewek, sampai majalah umum untuk beragam usia.

Saya menyukai bonus dan suvenir yang fungsional banget. Klip ini adalah contoh. Awet pula, belum patah, dan daya jepitnya masih kuat.

Ada soal lain yang menarik ihwal klip ini? Huruf “p” , dari logo lama Sedap, pada cetakan timbul di badan klip, dinaikkan. Kaki huruf, atau descender, dinaikkan agar tak perlu diperkecil.

Logo dan judul dalam kombinasi huruf kapital dan kecil, tapi tergantung font-nya, memang bisa merepotkan karena variasi ketinggian huruf. Ada yang punya kepala, ada yang punya buntut dan kaki. Tapi itulah seni tipografis.

4 Comments

Zam Kamis 17 Februari 2022 ~ 14.17 Reply

dulu ini idenya bagaimana ya? terbayang kalo barang begini biasanya banyak yang buat di Cina..

Pemilik Blog Kamis 17 Februari 2022 ~ 15.39 Reply

Nah idenya mungkin dari ibu rumah tangga lalu desainer merancang, lalu pabrik membuat. Entahlah dipatenkan atau tidak

junianto Selasa 15 Februari 2022 ~ 10.53 Reply

Ini bonus dan suvenir yang skoy bangetπŸ‘, dan di tangan orang yang skoy πŸ‘ sehingga meski sudah berusia lebih dari 15 tahun pun tetap skoy πŸ‘.

BTW orang2 di perusahaan media itu, dalam level jabatan tertentu, apakah masih dpt gratis media2 cetak (yg masih terbit) ya?

Pemilik Blog Selasa 15 Februari 2022 ~ 11.52 Reply

Untuk zaman dulu ya.
Pada era emas media cetak, bisa dibayangkan jumlah tabloid dan majalah di rumah.
Yang repot orang sirkulasi, termasuk di daerah, tidak mungkin membaca semua komik, tabloid, dan majalah, padahal mereka harus mengenali produk.
Maka jika suatu produk sukses maupun gagal, kadang mereka hanya mengutip opini agen.

Tinggalkan Balasan