Memang ini kaki meja. Pagi ini saat saya mengambil ponsel di atas meja untuk saya nyalakan, pandangan mata terantuk kaki meja, lalu pikiran saya kembali ke suatu masa ketika pertama kali mendengar tamsil kaki meja.
Saat itu saya masih SMA, melihat seorang senior, jauh lebih tua daripada kangmas sulung saya, sedang bertanding badminton. Salah seorang mbak nyeletuk, dan mbak-mbak lain tertawa, “Sikilé Mas Mamik kaya sikil meja!”
Kakinya Mas Mamik seperti kaki meja. Mas Mamik tersenyum malu. Kakinya tak berbulu. Tapi bukankah banyak pria tak berbulu di tangan, kaki, dan dada? Bahkan kumis dan jenggotnya pun tipis.
Saya tak tahu jika gurauan ini terucapkan sekarang, dan orang yang dibahas tak nyaman, apakah dapat disebut pelecehan seksual terhadap pria?
Hal sama berlaku jika seseorang, apalagi sekelompok orang, mentertawai kaki perempuan yang berbulu lebat.
3 Comments
Seorang kawan SMA, perempuan yang kakinya berbulu lebat, sering jadi candaan — hingga sekarang, kadang-kadang, di grup WA.
Iya tuh. Teman Mbakyu saya zaman SMP-SMA juga begitu nasibnya. Sampai dipanggil dhiwut.
Setelah dewasa : Ibu Dhiwut.😁🙈