Saya termasuk orang yang gampang nyenggol, nyampluk, dan nyandung. Navigasi saya buruk. Pemosisian diri saya payah. Artinya saya tidak bisa jadi pelaku bela diri, penari, pemain akrobat sirkus, dan pembalap.
Jari kaki terantuk kaki perabot itu biasa. Tulang kering sakit membentur meja dan bed itu acap terjadi. Padahal di rumah sendiri.
Tapi ada bagusnya. Saya menganggapnya orang lain seperti saya. Sehingga saya was-was kalau melihat sudut runcing. Takut akan mencelakai orang lain, tak hanya saya.
Beruntunglah di lapak daring banyak yang menjual pengaman sudut perabot. Sebelum ada lapak daring, di toko macam Ace Hardware dulu juga ada tapi tak selalu tersedia. Kalau di Jakarta, dulu, ya cari di Pinangsia.
Juga dulu, sebelum era belanja daring, saya was-was melihat ujung sekat bilik kerja, setinggi satu meter, di kantor baru, sangat runcing tajam karena pertemuan lis aluminium. Saya minta bagian umum memasang pengaman. Sampai dua bulan tak ada eksekusi. Akhirnya saya beli sendiri. Saya pasang sendiri.
Nah setelah itu teknisi datang*, untuk… melihat apa yang saya maksud dengan sudut berbahaya. Dia juga menjadi paham solusinya tapi tak tahu beli di mana.
Akhirnya sambil cengengesan dia bilang, “Kalau Mas bisa atasi sendiri kenapa minta bantuan kita di bagian umum?”
“Karena itu tugas kalian. Bukan tugas saya.”
“Kalo gitu Mas ngerangkep kerja di bagian umum aja. Hehehehe.”
“Nggak masalah. Saya bisa dan pasti kerjaan saya bagus. Bukan cuma sekali saya cari barang sendiri karena orang umum nggak bisa dapet. Tapi demi keadilan, sampean juga merangkap, ngerjain semua tugas saya di kantor ini.”
Cengar-cengir dia meredup, segera berganti cemberut, “Jangan gitu dong Mas ngomongnya. Nggak enak nih dengernya.”
*) Saat itu kantor saya jauh dari markas, belum berkumpul di satu gedung
2 Comments
Berarti pengaman itu ada terpasang banyak di rumah Paman?
Enggak. Cuma di bed saja. Karena meja lain tumpul sudutnya.