Dari dunia kriuk

Bikin kerupuk tidak rumit. Memasarkannya yang sulit. Semua produk juga begitu.

▒ Lama baca < 1 menit

Bikin kerupuk tidak rumit. Memasarkannya yang sulit. Semua produk juga begitu.

Kerupuk itu camilan atau lauk? Beda orang beda selera. Ada juga yang bilang tergantung jenis kerupuknya.

Nah, ihwal kerupuk biasa, dengan rasa bawang yang amat tipis, atau dengan rasa ikan yang antara tercecap dan tidak, di warung lingkungan saya berharga Rp1.000 per buah (atau per lembar?).

Kita tahu, merek kerupuk ada di kaleng berjendela kaca. Dalam satu warung bisa ada lebih dari dua merek. Salah satu warung dekat rumah saya malah punya empat kaleng berjenama sendiri-sendiri.

Manakah kaleng yang cepat habis isinya, itu adalah respons pasar. Maka kaleng yang penuh belum tentu isinya baru. Pemilik warung yang bijak biasanya mengingatkan pembeli, “Jangan ambil yang itu. Udah penguk. Belum diambil sama yang punya. Udah seminggu lebih.”

Warung-warung hanya menerima titipan kaleng. Kalau kerupuk dalam plastik, yang sudah dipaket isi sepuluh, kadang didrop tapi bisa juga si warung yang kulak ke pasar, sama seperti yang dilakukan penjual sayur keliling.

Bikin kerupuk tidak rumit. Memasarkannya yang sulit. Semua produk juga begitu.

2 Comments

junianto Kamis 10 Februari 2022 ~ 07.34 Reply

Biasanya penjual kerupuk kampung (kuning/putih) yang memasok ke warung2 setahu saya dari Jabar (sering mengaku dari Bandung). Saya heran, kapan hari mengajak ngobrol seorang bapak yang memasok ke warung makan tetangga ternyata asal Sragen.

Antyo® Kamis 10 Februari 2022 ~ 09.14 Reply

Dulu memang lahan bisnis orang Jabar, tapi belakangan campuran, mungkin karena kawin campur juga.

Tinggalkan Balasan