↻ Lama baca < 1 menit ↬

Yang lebih menarik dari punggung kaus Mas Agus penjual kelapa muda ini bukanlah sekian gambar bungkus rokok untuk lelucon melainkan klaim bahwa kaus itu bikinan Dagadu Djogdja.

Apakah itu kaus ori? Saya menduga tidak. Dagadu menggunakan atribut Djokdja, bukan Djogdja. Itu jenama sejak awal, awal 1990-an, sebelum Sultan HB X menetapkan brand Jogja Never Ending Asia* — kemudian menjadi Jogja Istimewa dengan logo baru.

Produk Dagadu termasuk merek yang laku dipalsukan. Jaringan pemalsunya pede, sehingga tukang becak dulu bisa menawarkan turis domestik ke “Dagadu yang lebih murah”.

Ketika Dagadu aseli memasang balon promo di atas Malioboro Mall, untuk tetenger, pelembungan gas dikempiskan dengan peluru senapan angin.

*) Yogyakarta, sebagai kota dan daerah istimewa, adalah nama administratif. Penyebutan ringkas versi tertulis, dalam ejaan baru, adalah Yogya. Dalam bahasa Jawa, penyebutan lisannya adalah Yoja, dan sebagian orang Jateng menyebutnya Yug-ja. Adapun Jogja adalah nama ruang kehidupan dan kultural di DIY, tak hanya Kota Yogyakarta.