Ketika saya berjalan kaki lalu menepi karena berpapasan mobil, di bidang berumput belakang kanstin pinggir kali ada bunga putih. Saya pun jongkok, memotretnya. “Bisa buat obat itu, Pak,” ujar seseorang di belakang saya. Dia penjual nasi uduk di dekat kali.
Saya tanya obat apa, dia bilang macam-macam, “Ngobati gula juga.” Saya tanya apa nama si kembang, “Nggak tau, Pak.”
Oh, berarti sama dengan saya. Sesampainya di rumah saya cari info kembang itu dari Google Lens. Ternyata itu yang namanya tapak dara (Catharanthus roseus). Saya tak tahu dara yang termaksud itu burung dara ataukah gadis.
Soal khasiat, menurut artikel di Alodokter, memang ada. Dari mengobati diare sampai menurunkan gula darah. Tak ada panduan cara minum, tapi ada pesan, “… pastikan Anda berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu.”
3 Comments
Nah, kalau Paman diare, atau kadar gula darahnya tinggi, atau keduanya sekaligus, monggo diobati pakai si tapak dara.
Belajar cara memasaknya dulu. Lalu setelah bisa pergi ke pinggir kali, semoga masih ada.