Saya akui, saya memang pria iseng. Tadi pagi saat saya berangkat ke warung tahu goreng isi, tapi kesiangan sehingga tidak kebagian, saya lakukan keisengan anak kecil: menikmati bayangan badan sendiri. Ada sekitar tujuh jepretan pagi, lalu saya pilih tiga, sisanya saya hapus.
Saya percaya, menuruti impuls itu, sepanjang tak membahayakan diri sendiri maupun terlebih orang lain, baik adanya. Kalau hati senang, badan pun sehat, sehingga awet tua.
Selalu ada sisa dorongan kanak-kanak dalam diri setiap orang. Konon orang-orang kreatif sering didorong impuls kebocah-bocahan, tapi tidak sebaliknya. Saya sih orang biasa, pas banderol, bukan orang kreatif.
Saat melewati taman kecil di seberang warung Oom Hendri, si pemilik Vespa lansia, ada orang membakar sampah. Kali ini yang bekerja impuls dewasa dalam diri saya: secara visual akan cantik padahal asap bikin kaya pedas dan mengganggu napas.
5 Comments
Orang biasa, pas banderol, bukan orang kreatif.
Ah, tenane, lho!
Lha yes to
Ngapusi.
Hamdani Hartoyo. Dikandhani ora percoyo.
Mbujuki, kata arek Suroboyo.