Makin banyak gambar dan stiker truk yang syarii. Era gambar seksi akan segera tamat?
↻ Lama baca 2 menit ↬

Anda pasti pernah mendengar komentar orang lain, atau malah oleh Anda sendiri, tentang seseorang, “Payah, selera humornya kayak sopir truk.”

Saya tak tahu selera sopir truk itu macam apa. Tapi saya teringat guyon bak truk yang bisa bikin jengah, berupa teks maupun gambar. Melecehkan janda dianggap jamak.

Sopir truk, yang diwakili oleh truknya, punya media ekspresi. Seperti orang berkaus dengan gambar dan tulisan: memuat statetement.

Sejauh saya amati sekilas, selama dua puluh tahun ini, pascareformasi, pesan visual dalam bodi truk, terutama pantat, memancarkan konten syarii. Misalnya perempuan berkerudung, kutipan ayat, atau gambar orang sepuh yang memberi kesan seorang kiai. Begitu pula rindu keluarga.

Amatan sekilas karena saya tak mengikuti semua truk bergambar dan membuat dokumentasinya. Kebetulan barusan saya tersesat ke sebuah lokapasar oleh iklan replika truk dan malah menemukan aneka stiker. Tapi semuanya generik karena teknologi digital.

Pola dekorasi truk memang sudah berubah seiring makin murahnya cetak digital di atas stiker. Urusan gambar, dari mengolah sampai mencetak, menjadi lebih gampang. Tak ada lagi penggunaan kuas maupun cat semprot untuk menggambari bak truk.

Dulu ragam lukisan bak truk itu kaya, tergantung pelukisnya. Ada yang bagus dalam gaya kuas maupun semprot, begitu pun kualitasnya. Tapi banyak yang juga yang merdeka dalam melukis potret beserta anatominya. Abad lalu banget saya pernah melihat gambar seorang perempuan berbaju tipis terbuka, mengangkat lengan menunjukkan semak belukar. Tanpa tulisan Eva Arnas (ya, pakai “s”, bukan “z”) saya tak tahu siapa yang dimaksud sosok yang terpiuh itu. Saat itu memang era ketiak alami.

Menjelang 2010 ketika jasa cetak digital sampai kota kecamatan, sopirnya juga lebih muda, bak truk pun bergambar bintang JAV karena foto tinggal unduh. Miyabi masih populer saat itu. Tapi kini gambar macam itu kini surut.

Gambar-gambar itu karena selera juragan atau sopir? Untuk truk sedang, ukuran engkel, dengan dua sumbu roda, tampaknya sebagian karena selera pemilik. Truk lebih bersih, dan kata sopir, diparkir di rumah juragan. Jika bak truk bergambar bocah, itu foto anak pemilik, bukan sopir apalagi kernet.

Adapun truk besar, termasuk gandengan, yang umumnya jorok itu, diparkir di pool, bukan rumah juragan. Sang juragan, kata seorang sopir, juga tak mengontrol gambar, apalagi kalau cuma kelebet penutup roda belakang.

Kalau tentang cewek duta truk, ini kisahnya.

Β¬ Foto-foto truk (bukan stiker) termasuk kolase: Kaskus, Kapanlagi, Detik

6 thoughts on “Perubahan gambar pada bokong truk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *