Setelah menurunkan slinger panjang ke bawah sebagai hiasan Natal dari pilar, saya pun mengembalikan jam dinding kesayangan yang mungkin bermerek Jam Inan. Jam ini murah, saya beli sebelas tahun lalu, gres, Rp100.000. Kalau tak salah malah Rp99.000.
Saya mendapatkannya sebagai barang obralan di Informa saat berbelanja untuk kantor bersama Bu Sekretaris. Jam untuk ruang kerja saya ini dibeli dengan uang kantor, jadi termasuk inventaris. Ketika kantor ditutup saya meminta jam itu.
Saya suka jam berbadan pelat logam tebal buatan Cina ini karena desainnya modern dan menggrafis. Selain itu, Jam Inan juga memakai pendulum yang berayun. Sekian tahun lalu mesin quartz jam rusak karena salah penyimpanan, pendulum terkunci padahal roda gigi mesin terus berputar karena baterai tak dilepas. Bukan saya sih yang sembrono.
Lalu saya cari mesin jam quartz dengan cantolan untuk pendulum. Saya lupa harganya, pokoknya murah. Lalu jam dan mesin baru saya bawa ke tukang jam di kampung sebelah karena ada yang bilang di sana ada ahli jam. Ketemu.
Mulanya dia ragu apakah bisa memasang. Akhirnya sepekan kemudian jam bisa saya ambil. Ongkosnya? Pak Servis Jam minta Rp25.000. Tak tega saya.
Apakah jam ini bisa berdentang? Tidak. Tapi saya sangat menyukai.
6 Comments
pendulum yang dulubya untuk menggerakkan mesin jam, kini mesin jam yang menggerakkan pendulum.. 😅
Wolak-waliking jaman 😁
Selesai membangun rumah, sekitar sembilan tahun silam, saya beli lima atau enam jam dinding ke Informa Solo (semua tanpa pendulum).
Kini yang masih hidup tinggal dua, satunya mesinnya agak nggak beres, boros baterai, tiap sekitar dua bulan mesin mati gara-gara setrum baterai zonk.
Jam dinding Seiko terbukti skoy 👍
Karena harganya skoy juga😀
Setahu saya semua kantor di KG pakai jam dinding Seiko. Di rumah saya punya satu.