“Mas Kam tahu kan kalo sebagian angels di Twitter itu ibu hamil?” tanya Titi Teliti.
“Kesian. Mungkin terpaksa, demi bayi dalam perut. Kesian bayinya juga. Menyedihkan,” sahut Kamso.
“Suaminya gimana ya?”
“Kita nggak tau drama mereka, punya suami apa nggak. Kalo punya kok ruwet amat ya.”
“Aku belum neliti, cuma mantau dikit-dikit. Misalnya udah mateng ya aku rencanakan buat penelitian, Mas.”
“Kamu bakal kuat, tega? Dari sisi bisnis layanan seks komersial memang ada segmen fetisis ibu hamil, maiesiophilia.”
“Oh itu namanya?”
“Aku nggak paham psikologi, nggak tau apa itu juga deviasi.”
“Pernah aku amati ada yang pindah-pindah kota. Lagi hamil gitu…”
“Oh ya? Soal perlindungan gimana? Mungkin mereka punya asuransi kesehatan yang bukan BPJS. Ngeri ah, kalo keguguran atau apa gitu…”
“Sektor itu, yang biasa maupun hamil, kan emang minim perlindungan. Kan nggak diakui hukum sebagai pekerja mandiri?”
“Atau mungkin ada jaringan perlindungan selain para promotor online? Kan kerjanya antarkota antarprovinsi. Mereka menawarkan diri terbuka tapi kita nggak tahu ada pimps apa nggak.”
“Justru internet kasih kesempatan bekerja mandiri, nggak diatur bos. Bisa milih waktu. Aku liat ada yang kadang libur, kalo lagi having period mereka umumin.”
“Mungkin keamanan numpang fasilitas security hotel? Pasti mereka udah ada protap kalo terancam. Contingency plan. Kan mereka tamu? Sekaligus buka kantor pribadi di kamar.”
“Sejauh ini info kejahatan yang mereka share tuh penipuan oleh customer. Kalo protap, mungkin aja. Ada tuh yang naruh kamera tersembunyi di tas atau apalah, di-share. Juga ada akun yang khusus share itu. Kalo soal kantor kan di hape, Mas. Hotel cuma tempat pelayanan dengan pelunasan setelah booking dan DP.”
“Kembali ke bumil. Kalo hotel bagus kan bisa bantu urus medical emergency. Apalagi ada asuransi. Semoga di low budget hotel juga ada ya.”
“Mas Kam mau bantu praobservasi?”
¬ Gambar praolah: Shutterstock
4 Comments
Kok yang beli ya tega, ya….
😭
sedih mendengar kisah begini..
😭🙈