Air mencari tempat yang lebih rendah. Maka biasanya badan jalan dibuat dengan kontur cembung di tengah, membujur, agar air hujan menepi. Jika permukaan di luar bahu jalan lebih rendah, air pun tak menggenangi jalan.
Meskipun demikian di kampung dan kompleks perumahan ada saja jalan yang tak cembung tapi cekung. Saat hujan, sebagian badan jalan pun tergenang. Kenapa bisa begitu bertanyalah kepada mandor proyek.
Dalam kasus foto di atas, jalan yang selalu tergenang itu diperparah sambungan ruas beda ketinggian. Setiap kali saya ke dan dari Alfamart, kalau jalan kaki akan repot. Kalau selagi kering sih tak masalah.
Soal mengatur kontur bukan hanya terjadi di jalan kampung. Dulu saya pernah berkantor di gedung baru delapan lantai di Kebonjeruk, Jakbar. Teras luas belakang di lantai dasar jika hujan akan tergenang. Kemiringan lantai bukan dari pintu ke halaman tapi sebaliknya. Mungkin tim pembangun teras tak punya waterpas.
Apa artinya nama kontraktor dan subkontraktor plus konsultan dengan logo masing-masing dalam papan nama proyek? Kurang logo numpang, produsen waterpas.
4 Comments
yang di Kebonjeruk itu airnya surut ke mana ya, paman?
Ke belakang, yang lbh rendah. Kayaknya ada kali kecil. Dulu ada kebun sayur di belakang gedung, dengan sumur timba
Sudah cekung, masih ditambah sambungan ruas beda ketinggian. Jadi kayak kolam dangkal kalau hujan deras-lama.
Terjadi di banyak kompleks karena pembetonan jalan bertahap, kadang karena beda RT juga