Melihat iklan meja laci mesin jahit langsung saya klik. Selama ini saya hanya tahu orang menjual mesin jahit komplet, ibarat sepeda ya full bike, atau hanya menjual kaki yang oleh pembeli akan dijadikan kaki meja minum.
Saya tak tahu dari seribu rumah tangga berapakah yang memiliki mesin jahit bukan untuk bisnis. Kalau sekarang tentu mesin jahit elektrik atau mesin jahit pedal manual yang dipasangi dinamo.
Jika usia Anda di atas 40 tahun masih ada kemungkinan mengalami melihat mesin jahit di rumah orangtua, sesuai tuturan buku pelajaran SD zaman dahulu: ibu menjahit.
Saya mengalami masa kecil dengan mengenakan celana dan baju buatan Ibu karena dia suka menjahit. Kedua putri saya mengalami pakai rok buatan Mbah Putri.
Dahulu bagi umumnya anak laki, kolong mesin jahit milik ibu adalah mainan menyenangkan. Bisa untuk mobil-mobilan karena ada setir dan tempat duduk yang dapat berjungkat-jungkit ke samping. Tapi ingat, tali-pemutar-jentera berbahan kulit harus dilepas. Pun, bermainlah saat ibu tak ada.
Karena ini menyangkut dunia lawas, saya menutup dengan guyon usang. Kalau ada orang duduk dengan kaki bergoyang terus itu pertanda dia suka menjahit.
3 Comments
Sebagai orang lawas saya mengalami ibu saya semasa hidup punya mesin jahit Singer di rumah, dan beberapa kali ganti tipe. Tapi saya lupa tahun berapa terakhir ada mesin jahit di rumah orang tua saya.
Mereknya kalau bukan Singer ya Butterfly atau Linda.
Singer Indonesia dulu punya toko khusus, lawas, di Jalan Majapahit, Jakpus, dekat Setneg, sampai awal 2000-an.
Nama perusahaan Singer Indonesia dulu lucu: Regnis. Ya, susunan huruf Singer dibalik.
Betul, Singer dan Butterfly. Linda saya belum pernah tahu/lihat.