Merek martabak langganan kok gonta-ganti. Dulu tulisan pada kotak karton adalah Selamat Menikmati. Saya anggap itu jenama. Adapun ornamen kemasan bisa bervariasi, dari segi ragam maupun warna.
Selain Selamat Menikmati saya lupa mereknya. Kini martabak telur dan martabak manis langganan keluarga saya itu bermerek Rajanya Martabak. Desain grafis kotak karton lebih mentereng, tak mirip kotak nasi dengan desain generik.
Oh, apa? Generik? Ehm, Rajanya Martabak juga generik. Bisa dipakai penjual mana saja. Mas Adi, tukang martabak langganan kami, tinggal menerakan stempel nama warungnya. Lebih murah ketimbang memesan stiker.
Di lapak daring dijual aneka desain kotak martabak. Tukang martabak tinggal menerakan cap maupun stiker. Kelak setelah lebih sadar branding, dan kalkulasi dagang mengizinkan, setiap tukang martabak akan punya dus sendiri.
6 Comments
Di Solo yang populer sejak beberapa waktu lalu adalah merek Markobar (martabak kota barat) karena pemiliknya putra Jokowi, Gibran (kini wali kota Solo). Saya sudah beberapa kali beli yang manis tapi belum pernah menjajal yang telur.
Oh saya baru tahu singkatan Markobar sekarang 🙈
Sori, mestinya nulisnya Kottabarat.
Nama lapangan, dan juga kawasan, di sebelah selatan Manahan, timur Mal Solo Paragon.
Lagi – lagi saya baru tahu 😇
keren juga idenya, merk generik
Pertanyaan menjengkelkan: kenapa nggak dari dulu ada? 😁