↻ Lama baca 2 menit ↬

Kisah tukang sepatu keliling di Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi, Jabar

Namanya Dede, umur 30-an, bapak dari satu anak berusia enam bulan. Setiap setengah tujuh pagi dia sudah menyusuri gang depan saya, memikul dua kotak kecil, dengan menjajakan jasa, “Sol sepatu…”

Sudah sepuluh tahun dia mengurusi aneka alas kaki orang. Di Pondokmelati, Bekasi, Jabar, dia mengontrak bersama beberapa teman seprofesi, keluarga mereka tinggalkan di Tasikmalaya. Pagi ini sampai pukul sembilan dia pasti ngider di kompleks saya, lalu berpindah ke area lain, kalau lagi ramai pesanan maka sebelum magrib dia sudah pulang ke pondokan.

Katanya, berkeliling teratur itu perlu, supaya pelanggan hafal jam berapa dia lewat.

Kisah tukang sepatu keliling di Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi, Jabar

Dalam sehari dia bisa menangani dua puluhan pelanggan, tapi kalau sedang apes bisa cuma dua rumah yang memanggil. Sepasang sandal dan sepasang sepatu dia kerjakan dengan mengelem dan menjahit selama seperempat jam. Nyonya pengorder memberinya Rp50.000, sudah termasuk tip Rp10.000, ditambah secangkir kopi penghangat pagi basah setelah hujan semalaman.

Kopi sasetan yang telah menjadi minuman dalam mug itu habis. Bukan karena dia tenggak tandas, karena hanya dia seruput seperempat, sisanya dia wadahi kantong plastik yang dia minta dari penjamu kopi. “Buat bekal,” katanya.

Kisah tukang sepatu keliling di Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi, Jabar

Selama pandemi pendapatan Dede turun karena banyak anak sekolah belajar di rumah, sehingga sepatu mereka awet. Juga, ibu-ibu jarang pergi sehingga alas kaki mereka tak lekas jebol. Oh, ada lagi: menurutnya, meskipun ekonomi dikeluhkan berat, makin banyak orang membeli alas kaki baru, bukan menunggu tukang sepatu.

Kisah tukang sepatu keliling di Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi, Jabar

Saya tak tahu apakah di kompleks bagus, apalagi dengan kluster bersatpam, ada tukang sepatu dan tukang jahit keliling. Dulu banget di kompleks saya sempat ada tukang patri keliling.

Kisah tukang sepatu keliling di Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi, Jabar

Apabila tiada tukang sepatu lewat, pilihan banyak orang adalah ke mal, ada Stop ‘N’ Go. Tentu dengan dua kondisi: sejak dari rumah membawa sepatu rusak, atau sejak dari rumah sengaja mengenakan alas kaki yang minta direparasi.

Kisah tukang sepatu keliling di Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi, Jabar

Tentu, bagi Dede kalau sepatunya sendiri rusak bukan masalah, “Hehehe… kan bisa saya benerin sendiri, Pak.”