Klitih itu kejahatan, bukan kenakalan

Anak-anak klitih kan emang berniat jadi penjahat tanpa nunggu dewasa. Jadi mestinya dibantu.

▒ Lama baca < 1 menit

Jogja tak dapat menghentikan klitih

Di sebuah grup WhatsApp, yang anggotanya orang-orang pernah sekolah di Jogja, ramai bahasan klitih. Kamso ditanya bagaimana cara mengatasi.

“Aku bukan kapolda lagian aku bukan warga Jogja. Polisi lebih tahu cara mengatasi klitih,” elaknya.

“Sebagian pelaku masih bawah umur. Repot tuh ada prinsip keadilan restoratif dan peluang diversi, diselesaikan di luar peradilan,” timpal Bandul.

“Kok nggak beda dari kelanjutan pendekatan terhadap kenakalan remaja? Gimana perasaan keluarga korban meninggal atau cacat karena diklitih?” Limbuk menyergah.

“Kalo aku simpel aja, serahkan anak-anak Klitih untuk dieksekusi massa,” sahut Blangkon yang selalu pasif.

“Ngaco. Ini negara hukum,” kata Kamso.

“Bener, jangan jadi sasaran persekusi. Biadab itu. Mendingan semua anak geng klitih ditangkap, dengan senjata masing-masing, dimasukin ke aula, dikunci. Yang meloloskan diri ditembak mati. Pintu hanya dibuka setelah ada yang teriak dari satu-satunya anak yang masih hidup. Nggak ada persekusi oleh warga kan?” usul Bajul yang komen sebulan sekali.

Killing field itu,” kata Kamso.

“Atau gini aja. Anak-anak klitih kan emang berniat jadi penjahat tanpa nunggu dewasa. Jadi mestinya dibantu. Kasih hukuman maksimal, kirim ke Nusakambangan,” kata Gondorukem.

“Napa sih pada sadis dan repot? Tangkap semua pentolan klitih, masukin ke lubang isinya banyak kobra. Kalo mereka duduk manis bersila kan aman. Itu cara bikin mereka jadi anak manis, karena ortu mereka gagal mendidik anak,” usul Dul Sambel.

Kamso berlagak moderator, “Sik, sik, kosikik… Kita kok kayak klitih versi tuwèk, ngawula kekerasan dan sadisme. Kita ini kesal sama geng klitih atau kesal sama kasus klitih yang cuma jadi diskusi para ahli ini dan itu?”

¬ Gambar praolah: Lokadata.id

2 Comments

soloskoy Rabu 29 Desember 2021 ~ 13.27 Reply

Karena kejahatan, sulit menghilangkan, sebagaimana jenis-jenis kejahatan lain. Hanya, memprihatinkan memang, karena para pelakunya remaja.

Pemilik Blog Rabu 29 Desember 2021 ~ 16.28 Reply

Maling, copet, rampok, ada di mana-mana. Tapi klitih? Masa sejak dulu nggak bisa diatasi, malah ada regenerasi.

Ada usul aneh tapi blm ada UU-nya: kalo pelaku klitih blm dewasa, ortunya yang ditahan di penjara dewasa 🙈

Tinggalkan Balasan