Pagi ini BRI memasang jaket iklan di Kompas. Total empat halaman, satu kertas besar kalau dilipat jadi empat jalanan koran. Tapi jika dibuka, hanya bagian luar depan dan belakang yang dicetak. Dua halaman dalam polos. Lebih hemat bagi pengiklan karena hanya bayar dua halaman, tapi saya tak tahu adakah kompensasi untuk kertas.
Dari sisi konten, mata saya hanya menangkap dua hal. Di halaman depan ya cuma poster wara-wara ultah ke-126. Di halaman lain berisi kumpulan info diri yang bisa dipereteli oleh mata pembaca. Adapun iklan parade diskon ada di halaman dalam.
Akhirnya iklan besar bank yang bukan tentang produk memang lebih kaya secara visual, melengkapi iklan tabel neraca yang merupakan kewajiban. Lihat saja arsip ringkasan cuplikan laporan keuangan BCA tempo hari yang berupa infografik.
Pertamina pekan lalu juga melakukan komunikasi pemasaran yang agak padat visual. Sayang jika sewa ruang di koran hanya digarap sekadarnya, padat teks pula.
Omong-omong soal advertorial, bukan iklan display, adakah yang kurang mengundang minat baca?
Secara subjektif, tanpa data, saya menunjuk serial advertorial BIN dalam vaksinasi Covid-19 di halaman depan Kompas. Orang cukup membaca judul lalu selesai — namun saya berharap ada yang mengoreksi pendapat saya.
Padahal yang dilakukan itu hal baik kan? Badan intelijen mengurusi vaksinasi.
Kalau saja para pengiklan memanfaatkan QR code untuk memancing interaksi, pasti lebih menarik.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
3 Comments
Badan intelijen mengurusi vaksinasi. Baik (lah).
Situ juga boleh kok, Pak Jun
Baiklah, Paman.