Niat juragan bengkel ini baik, atas nama prokes maka jarak kasir dan konsumen harus diperjauh. Cukup memakai pipa penghalang. Tapi karena mata saya tertuju kepada kasir yang sedang berbicara, tangan saya setelah menerima tagihan pembayaran langsung meletakkan kertas ke bidang di depan saya. Ternyata tak ada kacanya. Kertas jatuh ke lantai.
Adakah yang salah? Juragan sudah memasang peringatan. Masalahnya, tak semua orang langsung menunduk untuk membaca, karena segera diajak bicara oleh kasir, apalagi kalau baru pertama kali datang.
Saya berpengandaian, dalam mendesain sesuatu untuk kalangan eksternal soal kebiasaan banyak orang harus dipertimbangkan. Kebiasaan akan menjadi naluri. Maka robot cerdas juga disetel untuk selalu belajar agar memiliki intuisi masinal, supaya adaptif. Dalam kasus saya, otak saya belum mengenal rangka tatakan tanpa kaca. Setelah ini semoga memori di benak merekamnya dan memprogram motorik saya.
4 Comments
Lha peringatan berupa tulisan “Tidak Ada Kaca” ne cilik ngono 😀
Orang lain mungkin liat dan baca, tapi saya tidak. Itu aja masalahnya. Lalu masalah berikut? Seberapa banyak yang kayak saya? 😁
hehehe, iya, paman.
jadi, bukan krn hurufnya kekecilan?
kalau huruf keciliken, ini solusinya, pakai alat ini 😁
https://blogombal.com/2020/06/23/membeli-suryakanta-murah/
Baiklah 🙈