Rampung asah-asah atau korah-korah, atau mencuci gelas piring dan lainnya, kadang saya iseng membaca tulisan pada pantat mug, cangkir, pisin, dan piring. Misalnya mug dari Starbucks ini. Ada tulisan “stoneware“.
Penggolongan aneka jenis keramik memang membingungkan. Untuk amannya kita sebut saja semuanya keramik. Bahwa ada keragaman bahan lempung, panas bakaran, glasir, porositas, dan seterusnya, biarkan saja. Yang penting tidak retak, bisa dipakai makan dan minum. Apa perbedaannya masing-masing, sila longok laman kongsi pemasok restoran ini.
Dari semua jenis yang menjadi penanaman itu, saya dahulu paling terkesan oleh “chinaware” dan “china” (dengan “c” kecil). Saya tak habis pikir, kenapa orang Barat dengan mudahnya menyebut barang hebat dari Tiongkok itu sebagai “china“.
Oh, tiba-tiba saya teringat orang bule menyebut kopi sebagai “java” (dengan “j” kecil). Padahal tak semua kopi yang mereka minum itu dari Pulau Jawa.
4 Comments
… dan baru hari ini saya tahu ada kata pisin yang ternyata, setelah membuka kamus, tahu artinya sama dgn lepek.
Konon editor yang baik itu punya setidaknya tiga aplikasi kamus di ponselnya: KBBI, kamus umum Inggris, dan Bausastra Poerwadarminta 🙏
generalisasi untuki yangi malesi mikiri
Jangan pakai istilah males mikir gitulah 🙈