Topi payung adalah solusi pengganti caping, tapi daya tutup tak seluas caping para sontoloyo yang sampai ke pinggang.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Penjual sayur telah mengganti caping dengan topi payung

Bu Sayur sejak dulu memakai caping bambu sambil mendorong gerobak. Lalu belakangan dia memakai topi payung. Ada juga yang menyebutnya payung topi. Caping nilon ini lebih ringan ketimbang caping bambu, apalagi jika dibandingkan caping sontoloyo* — maksud saya caping besar penutup kepala dan punggung gembala bebek yang ternyata bisa dijadikan alat musik.

Caping sontoloyo gembala bebek bisa menjadi alat musik

Saya tak tahu daya tahan topi payung menghadapi angin kencang. Tapi saat hujan deras dengan angin berdaya kuat, memang sebaiknya kita berteduh.

Topi payung untuk anak-anak dengan tema binatang

Di lapak daring, topi payung ini banyak yang jual. Modelnya pun beragam. Belasan tahun lalu saat saya melihat tukang parkir memakainya saya tertarik dan menanya dia beli di mana. Jawabannya, “Nggak tau juga, Bos. Ini dikasih.” Tapi saya urung mengatakan, “Kenalin dong sama yang ngasih. Saya pengin.”

*) Sontoloyo adalah sebutan dalam bahasa Jawa untuk gembala bebek. Untuk menyesalkan sesuatu, orang menggerutu, “Sontoloyo, endhog bebek ilang loro.” Sontoloyo, telur bebek raib dua. “Sontoloyo angon bèbèk ilang loro.” Mungkin dari gerutu itu sontoloyo akhirnya menjadi umpatan lunak, sudah ada dalam KBBI.

¬ Foto topi caping: Toko; caping sontoloyo: Wikimedia Commons CC BY-SA 4.0

5 thoughts on “Jangan bandingkan topi payung dengan caping sontoloyo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *