Bu Sayur sejak dulu memakai caping bambu sambil mendorong gerobak. Lalu belakangan dia memakai topi payung. Ada juga yang menyebutnya payung topi. Caping nilon ini lebih ringan ketimbang caping bambu, apalagi jika dibandingkan caping sontoloyo* — maksud saya caping besar penutup kepala dan punggung gembala bebek yang ternyata bisa dijadikan alat musik.
Saya tak tahu daya tahan topi payung menghadapi angin kencang. Tapi saat hujan deras dengan angin berdaya kuat, memang sebaiknya kita berteduh.
Di lapak daring, topi payung ini banyak yang jual. Modelnya pun beragam. Belasan tahun lalu saat saya melihat tukang parkir memakainya saya tertarik dan menanya dia beli di mana. Jawabannya, “Nggak tau juga, Bos. Ini dikasih.” Tapi saya urung mengatakan, “Kenalin dong sama yang ngasih. Saya pengin.”
*) Sontoloyo adalah sebutan dalam bahasa Jawa untuk gembala bebek. Untuk menyesalkan sesuatu, orang menggerutu, “Sontoloyo, endhog bebek ilang loro.” Sontoloyo, telur bebek raib dua. “Sontoloyo angon bèbèk ilang loro.” Mungkin dari gerutu itu sontoloyo akhirnya menjadi umpatan lunak, sudah ada dalam KBBI.
¬ Foto topi caping: Toko; caping sontoloyo: Wikimedia Commons CC BY-SA 4.0
5 Comments
Ada sontoloyo, ada juga bajingan 😬
Bajingan itu mulanya sebutan untuk kusir pedati
lha ya itu maksud sy
Lalu ada pengembangan hajinguk, bajinguk, bajindhul, barjiman….
lha itu kusir2 embuh 😂