Dalam sebuah grup WhatsApp berisi wine afficionados, alias penganggur, tapi anggotanya mengaku sebagai freelancer, supaya tak malu terhadap keluarga, satu meme tentang hari gajian sebagai proklamasi muncul berurutan.
Lalu Dingklik sok mengingatkan, “Di grup ini dilarang curcol pake baper. Hanya boleh share kerjaan. Sok lucu jg gak boleh.”
Tak ada yang marah apalagi sampai menanyakan AD/ART grup karena memang tidak ada.
Lalu bersahutan, masing-masing bersaksi tentang WFH selama pandemi, padahal sebelum virus korona merajalela pun mereka sudah bekerja di rumah dan kadang di kedai kopi atau coworking space.
Tersebab order sering ngumpet, mereka WFH terus. Semua pengakuan bisa disimpulkan: masing-masing lupa hari kerja dan hari libur. Kalau lagi padat order ya hanya kerja, kerja, kerja, dan tenggat, tenggat, tenggat. Oh ya, plus revisi, revisi, revisi.
“Kalo gak diingetin gak tau tanggal merah,” kata Rawit.
“Kalo lagi hening tanpa order?” tanya Kamso.
Bakiak menyergah, “Tetep lupa hari tp sll inget tanggal. Terutama macem2 jatuh tempo tagihan krn mrk sll ingetin via WA ato malah nelpon.”
“Padahal,” tulis Benik, “kita maunya santai, gak peduli tgl. Kita sih sabar, eh yg nagih gak sabar, pake ngancam lagi.”
¬ Gambar praolah: Shutterstock
2 Comments
Ada masanya saya, saat blm pensiun, tak pernah hirau tgl merah dan jarang ambil cuti, tapi celakanya jumlah visitors tribunsolondotcom pun tetap tak meroket 😂🙈
Untungnya istri sy nggak pernah komplain meski sy tetap masuk di tgl merah dan jarang cuti😁
Tak sedikit pekerja pers yang mengalami. Orang bijak sekaligus sinis bilang, itu masokis. Nikmat karena disiksa atau menyiksa diri. Juragan senang punya pekerja gitu. 😭🙏