Di tikungan depan gardu listrik, sebelah balai RW, di kompleks sebelah, gerumbul pohon melati yang berjajar tiga meter itu tampak subur. Bunganya mekar. Saya merasa bunga-bunga menantikan orang lewat untuk ditoleh.
Dalam kehidupan masyarakat, melati putih (Jasminum sambac), demikian sebutannya, tapi saya tak tahu adakah yang berwarna merah, menjadi bagian dari kegunaan khusus, dari ronce sampai tebaran di lantai penari. Melati juga sering menjadi nama perempuan. Dulu media menjadikannya sebagai nama samaran dalam berita selain Mawar.
Melati adalah puspa bangsa, yang bersama dua bunga lainnya, yakni bunga anggrek bulan (puspa pesona) dan dan bunga padma raksasa (puspa langka), ditetapkan sebagai bunga nasional melalui Keputusan Presiden No. 4/1993.
Entah benar entah tidak, dulu banget beredar kabar seorang istri penguasa di Jakarta selalu mendatangkan melati segar dari Solo, saban pagi, diangkut pesawat.
Kalau sebutan melati bangsa untuk siapa? Itu judul buku berisi rangkuman obituarium untuk Tien Soeharto, terbit 1996.
Tentang wangi melati, kalau jadi parfum saya kurang suka. Padahal perempuan yang memakainya mungkin suka dan nyaman.
2 Comments
Melati dari Jayagiri kok tidak disebut? 😁
Terima kasih sudah disebut.
Melati yang di Borobudur, putrinya Ki Ajar sebuah padepokan, mestinya juga disebut.