Di luar kelaziman, Kompas hari ini (20/10/2021) hanya memuat jadwal acara TV untuk empat stasiun, tanpa Kompas TV. Biasanya sih untuk sepuluh stasiun. Bahkan sebelumnya sebelas stasiun. Sebelumnya lagi, 2016, untuk 15 stasiun.
Saya menduga pembuatan jadwal itu gratis. Kadung ada sejak zaman stasiun TV nasional cuma satu yaitu TVRI. Lalu saya berprasangka kaveling jadwal TV terdepak iklan eh advertorial karena yang ini mendatangkan duit. Ini pilihan masuk akal bagi penerbit.
Lalu? Ada dua hal menarik bertemu: pembaca koran terus berkurang dan orang tak ingin tahu acara TV dari tabel jadwal. Tapi nyatanya Kompas rutin memuat jadwal acara TV. Semoga tak menambahi pekerjaan korektor saat tenggat — ya, inilah kemewahan media cetak: punya proof reader.
Tiga belas tahun lalu, jadwal harian TV pun bisa dijual kepada pengiklan. Arsip saya 2008 memuat iklan pesawat TV LCD dari LG untuk jadwal acara di Kompas.
Kenapa sih saya beberapa kali posting soal jadwal acara TV di koran, padahal saya bukan penonton TV?
Karena iseng. Ngeblog juga iseng. Nggak berhadiah pula. Ngeblog itu sama halnya orang cerewet nulis panjang di grup WhatsApp keluarga dan RT padahal topiknya belum tentu menarik apalagi penting bagi orang lain.
Lho, bukannya isi blog saya juga sepele? Benar dan betul. Tapi saya tak memaksa orang membacanya, karena yang datang adalah orang niat, iseng, atau tersesat. Ini ruang terbuka. Beda dari grup WA kan?
Mempromosikan tautan posting blog saya di grup WA pun saya jarang. Kalaupun saya lakukan, itu di grup tertentu.
2 Comments
Paman bukan penonton TV? Saya mah penonton tapi hanya film2 barat di channel AXN via indihome.
Di rmh ada tiga pesawat televisi tapi yang selalu disetel hanya satu, dan penontonnya cuma saya —-istri dan anak lanang ragil saya penonton youtube.
Sejak dulu saya hanya pendengar TV. Tapi belakangan istri lebih suka nonton YouTube di layar TV, voli pula, sehingga saya tidak nikmat mendengarkan.
Kadang dia juga setel drakor atau k-pop bareng anak saya.