Kisah lampu bertenaga surya

Pertimbangkanlah durasi siraman cahaya matahari sebelum membeli lampu bertenaga surya dengan sel kecil.

▒ Lama baca < 1 menit

Lampu bertenaga surya lama-kelamaan redup apalagi kalau kurang sinar matahari

Barang ini saya beli dua tahun lalu. Harga tak sampai Rp50.000. Mulanya terang. Lalu lama-kelamaan redup. Biasalah. Usia pakai terbatas, sementara baterainya tidak bisa diganti. Baterai lampu yang lebih besar, dengan tipe 18650, bisa diganti.

Ketika masih baru, saya memasang dua lampu di talang teras. Nyalanya terang. Hanya menyala kalau sensor menangkap gerakan orang dan kucing serta … getar motor maupun mobil lewat. Serupa dengan bel sensor toko. Ada orang motor dan mobil melintas pun dia mencuit. Bisa juga dia bilang assalamualaikum dan selamat datang, tapi tidak ada opsi sepada — bukan sepeda.

Kerepotan lain? Rumah saya menghadap ke selatan. Ketika matahari di utara, sel surya kurang terpaaan matahari, karena selalu terhalang bangunan yang lebih tinggi di kanan, kiri, dan belakangnya.

Kalau rumah saya menghadap utara? Tampaknya akan sama, tergantung jadwal posisi matahari, kecuali saya punya halaman luas.

Maka pertimbangkanlah durasi siraman cahaya matahari sebelum membeli lampu bertenaga surya dengan sel kecil yang menyatu dengan kotak.

3 Comments

junianto Selasa 12 Oktober 2021 ~ 07.00 Reply

untunglah rumah sy enggak perlu lampu kayak gini sehingga tidak repot 😬

Pemilik Blog Selasa 12 Oktober 2021 ~ 07.42 Reply

Ya, patut disyukuri itu 🙏🍎😇

junianto Selasa 12 Oktober 2021 ~ 09.28 Reply

hehehe.

rmh sy (bukan yg warung itu) dalam kampung tapi jalannya besar (leluasa untuk dua mobil bersimpangan), berada di pojok pertigaan, dan tepat di pojok rmh ada lampu penerangan jalan umum.

Tinggalkan Balasan