Dapat kentongan

Untuk melengkapi isyarat patroli satpam yang memukulkan pipa logam ke tiang telepon.

▒ Lama baca < 1 menit

Pembagian kentongan di sebuah RT di Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi

Saya dan warga lain mendapatkan kentongan dari RT. Memang perlu sih. Dua pekan lalu, malam sekitar isya, seorang ibu pemilik warung memergoki maling dua tabung elpiji melon lalu berteriak tapi tak ada yang mendengar.

Memang ada yang berubah di kompleks saya. Tanpa ada pandemi pun makin sedikit orang di teras atau luar rumah. Bahkan anak kecil juga jarang keluar, selain itu jumlah anak kecil tak sebanyak dulu — sebagian anak yang dulu kecil dan sering main di luar rumah sekarang sudah punya anak.

Masalahnya, bagaimanakah cara menggunakan kentongan? Tak semua orang (Jawa) tahu dara muluk maupun titir. Maka Pak RT membagikan tautan panduan mengentong dari YouTube.

Kentongan ini melengkapi dara muluk versi satpam saat berkeliling naik sepeda. Selama ini satpam cukup memukulkan pipa besi dua kali ke tiang telepon. Artinya aman terkendali.

Lalu apakah saya sudah mengentong? Belum. Saya menunggu tetangga dan kesepakatan soal jam kentong seperti di desa.

2 Comments

junianto Selasa 5 Oktober 2021 ~ 20.34 Reply

Saya juga punya satu kentongan, tapi beli sendiri, bukan dikasih Pak RT 😁

Harganya Rp 50 ribu, dicat warna-warni.

Saya taruh di pojok rumah di luar garasi.

Tidak pernah saya pukuli agar berbunyi, karena hanya hiasan rumah😬

Pemilik Blog Rabu 6 Oktober 2021 ~ 15.37 Reply

Pasti hiasan telepon jadul juga ada 😇

Tinggalkan Balasan