Dalam suasana perang pun orang bisa dapat jodoh. Kalau masa perang melawan korona?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Covid-19 memperpanjang masa jomblo halah

Saat Jeng Ngatno mengantarkan kelepon hasil berguru di YouTube dia mengeluh, “Kalo WFH terus, PPKM terus, kesian si Mawar dan Melati bakal jomlo terus soalnya nggak pernah ketemu cowok. Udah gitu mereka jadi cempluk kurang gerak.”

Kamsi hanya tertawa, “Santai saja Jeng. Pasti ada jalan. Orang nemu pasangan secara online juga bisa kan? Lha itu si Nona putrinya Tante Noah dapat suami bule Jerman juga setelah kenalan di internet kan?”

“Menurut Mas Kamso piyé?”

“Idem.”

Lalu Jeng Ngatno seperti bernyanyi lagu wajib. Intinya, pembatasan mobilitas, termasuk pergi kerja dan nongkrong bareng teman, membuat kedua putrinya kurang bergaul sehingga peluang dapat kenalan lawan jenis pun tipis.

Lalu dia menutup keluhan, “Semoga korona cepet pergi, lalu saya punya mantu. Kesel juga papanya anak-anak santai aja punya anak cewek jomlo.”

“Lha masa papanya ikut pusing kayak mamanya,” sahut Kamsi.

“Maaf lho Jeng, sejauh ini anak-anak nggak ngeluh kan?” timpal Kamso.

“Nggak sih. Tapi aku kan tahu suara hati mereka. Si sulung udah tiga puluh, adiknya dua tujuh, nggak punya cowok lagi setelah putus udah lama, padahal temen-temennya udah pada married, malah ada lima yang married selama hampir dua tahun pandemi ini.”

Suara hati anak atau ibunya?

¬ Gambar praolah: Shutterstock

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *