Ada dua macam bumbu siap pakai di warung pracangan sebelah Alfamart malam ini. Yang pertama bermerek, dengan kemasan keren, beriklan di media. Yang kedua berkesan industri UKM rumahan, dengan kertas bekas apa saja, maka gambarnya juga apa saja, misalnya hotel, dengan bahan belum ditumbuk.
Yang menjadi pertanyaan, siapa meniru siapa: UKM meniru produsen keren atau sebaliknya?
Saya mencoba mengingat-ingat, dulu, abad lalu, bumbu siap pakai di pasar juga sudah ada. Misalnya untuk rendang. Tapi untuk gulai dan soto, apalagi nasi goreng, setahu saya tidak ada versi rumahan.
Kepraktisan. Itulah jawaban untuk kedua produk. Kalau butuhnya sedikit, misalnya nasi goreng untuk dua-tiga orang, kenapa harus beli bumbu banyak?
Rumah makin kecil. Ukuran dapur dan kotak penyimpanan kian sempit. Lebih penting kulkas berkapasitas besar daripada kotak aneka bumbu awet dan makanan kering.
Di sisi lain kalau mau enak secara cepat tinggal pesan lauk bahkan nasinya sekalian via ponsel.
Akan tetapi saya tetap yakin, kegemaran memasak dengan meramu bumbu sendiri takkan punah, justru karena makin banyak panduannya di YouTube.