Menjemur kerupuk di pinggir jalan

Salah satu persoalan arsitektural adalah bagaimana halaman rumah kecil di lahan sempit selalu mendapatkan matahari.

▒ Lama baca < 1 menit

Menjemur kerupuk udang dan emping melinjo di pinggir jalan

Siang yang panas kering. Saat yang tepat untuk menjemur. Tapi sayang matahari di utara, padahal rumah saya menghadap ke selatan.

Maka mumpung sepi, sebagian jalan ditutup, yang lewat hanya orang jalan kaki dari dan ke masjid untuk jumatan, kami pun menjemur kerupuk mentah sebentar di depan gerbang.

Tak apa. Ini makanan kering. Kalau menjemur cucian di depan rumah memang saru, apalagi pakaian dalam, kecuali tak ada tempat.

Lalu apa yang perlu dijemur di antara kerupuk udang, karak, kerambak, dan emping mentah? Kita diskusikan lain kali.

Lebih penting soal ini: banyak rumah kurang terpapar matahari, karena terhalang rumah tetangga maupun bahkan rumah sendiri. Umumnya rumah kecil di kompleks temboknya saling menempel, lalu renovasi membuat sinar matahari terhalang, sejak bagian belakang rumah hingga bagian depan sebelum got.

4 Comments

junianto Jumat 12 November 2021 ~ 18.30 Reply

Jadi ingat, dahulu sekali, tetangga sebelah rumah selalu mepe banyak rambak kawe mentah di depan rumahnya kemudian kalau kering digoreng dan dijual dalam bungkus plastik kecil2.

sy lupa tahun brp bisnis rambak kawenya itu akhirnya kukut.

Pemilik Blog Jumat 12 November 2021 ~ 18.34 Reply

Cara ngepres bungkus plastik biasanya unik krn dulu blm ada sealer pake baterai

junianto Jumat 12 November 2021 ~ 19.20 Reply

kayaknya dahulu mereka pakai api dari lampu teplok.

Pemilik Blog Jumat 12 November 2021 ~ 19.25

Itu yang saya maksud unik. Kadang dibantu penggaris, lalu plastik dilipat lurus, didekatkan ke lampu. Ada juga yang pakai lilin.

Tinggalkan Balasan