Cak Starling yang asli Madura, seperti umumnya pelaku Starling, ini bilang selama pandemi tetap punya rezeki. Pagi pukul enam pagi sampai enam sore setidaknya dia bisa menjual 50-an cangkir kopi instan dan teh celup. Belum lagi camilan dan mi instan dalam mangkuk.
Dengan ambalan sebagai meja kecil di belakang boncengan sepeda Starling, konsumen bisa menaruh gelas dan mangkuk di atasnya. Agar tutup mangkuk tetap menempel selama perendeman mi, Cak Starling menindihnya dengan kotak teh.
Pelanggan Cak Starling adalah satpamwan, tukang parkir, sopir, dan pelintas jalan. Perihal batasan 20 menit pengudapan selama PPKM dia tak peduli karena dia tak mau berlama-lama di satu titik. Begitu laku harus segera berlalu.
Namanya juga Starbucks Keliling alias Starbak Keliling, yang tentu saja tak ada hubungannya dengan jenama asli, ya harus terus berkeliling menjemput receh demi receh.