Grubi bukan tembakau susur sugi

Masih ada grubi di Jabodetabek. Harga Rp1.000 sebuah. Anak-anak nggak doyan.

โ–’ Lama baca < 1 menit

Penganan tradisional grubi yang mirip tembakau susur

Sudah belasan tahun saya tidak makan grubi. Dulu, sekitar 2004, saya menemukannya di warung dekat rumah yang saya kontrak, di kompleks saya. Kemarin saya juga menemukannya di dekat rumah saya. Ya, grubi itu. Sepotong harganya Rp1.000.

Waktu saya bocah, setiap kali makan grubi saya teringat gumpalan tembakau, atau susur (sugi), yang dipakai para mbokde dan para simbah untuk menyeka gigi setelah mengunyah campuran pinang, sirih, dan pasta kapur (injรชt). Padahal nggak mirip amat sih.

Mungkin karena persepsi visual, sesuai anatomi bocah, dulu seingat saya ukuran grubi itu lebih besar dari yang sekarang. Seingat saya dua setengah sampai tiga kali ukuran yang sekarang.

Soal rasa ya tetap. Tapi dari seisi rumah, hanya saya dan istri saya yang doyan.

6 Comments

Zam Senin 26 Juli 2021 ~ 01.20 Reply

baru tahu namanya grubi.. saya menyebutnya kue sarang burung, karena bentuknya mirip sarang burung..

Pemilik Blog Senin 26 Juli 2021 ~ 12.27 Reply

Oh ya?
Di Jerman pasti gak ada
.

Sridewanto Pinuji Selasa 13 Juli 2021 ~ 11.18 Reply

Sebuah PR tersendiri memperkenalkan makanan-makanan itu pada anak-anak.
Anak saya sering tak belikke jajan pasar, anehnya tak ada satu pun yang cocok dengan lidah mereka kecuali cendol.
Apa yang salah dengan ketan lopis, klepon, kue lapis, dkk-nya itu ya?

Pemilik Blog Selasa 13 Juli 2021 ~ 12.40 Reply

Tak ada yang salah. Kalau dulu kita hidup di tengah kepungan aneka penganan, kita juga akan sama dengan anak-anak kita.

Dulu pilihan terbatas, kesejahteraan masyarakat belum sebagus sekarang. ๐Ÿ™

Candra Widanarko Senin 12 Juli 2021 ~ 16.25 Reply

Ini enak! Meski nyarinya susah. Dan baru tahu kalau namanya grubi :))

Pemilik Blog Senin 12 Juli 2021 ~ 21.29 Reply

Teman di Bogor nyebutnya keremes. BTW ternyata grubi ada di KBBI. ๐Ÿ˜‡

Tinggalkan Balasan