Tak hanya lansia yang pusing oleh seliweran infodemi di grup WA. Bahkan residu konflik pilpres pun dinaikkan.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Tip bagi lansia mengatasi kerepotan karena WhatsApp

Bu Rawit, 70-an, pensiunan guru, menelepon Kamsi, apakah repot dengan WhatsApp (WA). Kamsi sedang masak, menyempatkan diri menjawab, “Ya kadang repot, Bude. Ini saya ngintip sudah ratusan masuk, sejak pagi saya belum sempat buka WA.”

Karena Bu Rawit ingin tahu pendapat Kamso, maka Kamsi menyerahkan ponsel ke suaminya. Jawabannya sama. Kadang repot.

Lalu Bu Kamsi minta tip mengatasi kerepotan. Kamso bilang, dengan santun, hindari membalas soal tak penting di grup, apalagi yang anggotanya banyak dan semuanya aktif berceloteh dan berbalas sambutan.

Kalau pun perlu mengucapkan selamat ulang tahun dan duka cita, ya via japri saja. Misalnya ada urusan mendesak, ya menelepon saja.

Sepekan berikutnya Bu Rawit menelepon Kamsi, dirinya sudah minta bantuan asisten rumah untuk uninstall WA. “Ternyata kepusingan saya akibat simpang siur info Covid-19 dan politik seperti saat pilpres sudah berkurang, Jeng.”

Ada bonus weling sih, “Misalnya ada info penting, saya minta Jeng Kamsi dan Mas Kamso nelepon saya, ya.”

¬ Gambar praolah: Unsplash

2 thoughts on “Mengatasi kerepotan ber-WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *